Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tomy Winata Minta Jembatan Selat Sunda Segera Diputuskan

Kompas.com - 19/02/2013, 07:21 WIB

LIWA, KOMPAS.com - Pemerintah perlu segera memutuskan nasib pembangunan Jembatan Selat Sunda sepanjang 29 kilometer. Tanpa ada keputusan yang jelas dan tegas, sulit diprediksi kapan proyek infrastruktur ini bisa terealisasi.

Hal ini dikemukakan Tomy Winata dari Artha Graha Network saat mengunjungi Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) di Lampung Barat, Lampung, pekan lalu. PT Graha Banten Lampung Sejahtera (GBLS), kata dia, sudah mengirim surat kepada Ketua Dewan Pengarah Badan Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda (KSISS) pada 24 Juli 2012, tentang solusi percepatan pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS).

”Sampai sekarang belum ada respons, dan kami hanya bisa menunggu. Cuma kalau terlalu lama khawatir investor asing yang siap mendanai proyek senilai Rp 120 triliun–Rp 140 triliun ini mundur,” katanya.

GBLS, kata Tomy Winata, merupakan perusahaan konsorsium yang melibatkan Grup Artha Graha, Pemerintah Provinsi Banten, dan Pemerintah Provinsi Lampung. Perusahaan ini menjadi pemrakarsa proyek KSISS yang akan berlangsung selama 10 tahun.

”Saya tidak tahu persis apa kendala bagi pemerintah sehingga belum ada perkembangan soal proyek ini. Yang jelas JSS tidak bisa disamakan dengan Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu), yang sampai sekarang belum mampu menciptakan kawasan industri di sisi Pulau Madura,” katanya.

Total panjang Jembatan Selat Sunda mencapai 40 kilometer, termasuk akses jalan di Serang, Banten, dan Natar di Lampung. Lokasi dua titik menuju JSS ditetapkan di dua daerah yang selama ini sulit berkembang karena akses ke daerah lain minim. Kondisi ini sangat berbeda dengan Jembatan Suramadu karena sampai sekarang industri sama sekali belum ada.

”Pintu masuk dan keluar ditempatkan di daerah terpencil sehingga begitu jembatan beroperasi ekonomi warga setempat ikut terdongkrak karena di kawasan itu tumbuh industri. Kondisi ini berbeda dengan Suramadu karena lokasi pintu masuk dan keluar kurang strategis,” ujar pemilik Grup Artha Graha ini.

Tomy mengaku agak pesimistis tiang pancang bisa mulai dipasang pada 2014. (ETA)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com