Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Apa dengan Grup Bakrie?

Kompas.com - 19/02/2013, 09:31 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Perusahaan keluarga Bakrie saat ini dikabarkan sedang menjual beberapa aset unggulnya. Apakah ini mengindikasikan bisnis keluarga Bakrie terpuruk?

Pakar pengelolaan perusahaan keluarga, AB Susanto, menyayangkan apa yang telah dilakukan keluarga Bakrie selama ini. Padahal, bisnis keluarga Bakrie ini sudah menggurita di semua lini bisnis.

"Ada miss match manajemen di perusahaan keluarga Bakrie, khususnya dalam hal pengelolaan keuangan. Ini yang seharusnya tidak perlu terjadi," kata Susanto kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (19/2/2013).

Menurut Susanto, pengelolaan keuangan yang dinilai tidak tepat ini disebabkan karena perusahaan memakai utang jangka panjang untuk membiayai usaha yang memiliki jangka pendek. Begitu pula sebaliknya.

Susanto menganggap hal tersebut lumrah dijalankan oleh perusahaan-perusahaan keluarga Bakrie, khususnya di zaman Orde Baru. Di zaman itu, model-model bisnis seperti ini berkembang pesat. Namun, bila diterapkan di zaman demokrasi seperti saat ini, kondisi tersebut sudah kurang tepat.

"Mereka juga terlalu berspekulasi tinggi. Ini yang berbahaya," tambahnya.

Solusinya, keluarga Bakrie harus segera merevitalisasi keuangannya agar dapat berbisnis secara sehat.

Seperti diberitakan, Grup Bakrie telah menetapkan niat hengkang dari Bumi Plc. Namun, ada masalah lagi yang melanda, sebab Grup Bakrie harus menyediakan dana 278 juta dollar AS untuk membeli kembali saham (buyback) PT Bumi Resources Tbk (BUMI) milik Bumi Plc.

Pembayaran buyback harus sudah selesai sebelum Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bumi Plc pada 21 Februari. Karena alasan tersebut, Grup Bakrie gencar mencari dana.

PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) melalui PT Bakrie Swastika Utama dikabarkan menjual lahan di Rasuna Epicentrum. Total nilainya Rp 2,5 triliun. Selain itu, ELTY juga telah menjual Bakrie Toll Road (BTR) dan Lido senilai Rp 3 triliun. Kemudian PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) telah menjual lahan sawit seluas 16.000 hektar. UNSP juga ingin menjual perusahaan olekimia Grup Domba Mas 470 juta dollar AS. Bakrie juga dikabarkan ingin menjual 51 persen saham di PT Visi Media Asia Tbk (VIVA).

Ikuti perkembangannya di Topik Kisruh Bumi

Baca juga:
Hary Tanoe Beli Saham Bumi Plc

Langkah Kuda Grup Bakrie Menjelang RUPSLB Bumi Plc

Ical: VIVA Tidak Akan Dijual!
Hary Tanoe Mengincar Media Milik Bakrie?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

    Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

    Whats New
    Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

    Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

    Whats New
    Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

    Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

    Whats New
    Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Whats New
    Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

    Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

    Whats New
    Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

    Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

    Whats New
    BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

    BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

    Whats New
    [POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

    [POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

    Whats New
    KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

    KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

    Whats New
    Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

    Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

    Earn Smart
    Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

    Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

    Whats New
    Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

    Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

    Whats New
    Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

    Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

    Whats New
    Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

    Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

    Whats New
    BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

    BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com