Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Harga Jual Elpiji Bebani Konsumen

Kompas.com - 22/02/2013, 14:37 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Rencana PT Pertamina (Persero) untuk menaikkan harga elpiji 12 kilogram pada awal Maret 2013 harus dikaji dengan seksama, karena berbarengan dengan kenaikan tarif tenaga listrik. Hal ini dikhawatirkan akan memengaruhi tingkat konsumsi dan produksi kalangan menengah ke bawah.

Anggota Komisi VII DPR RI Rofi Munawar, Jumat (22/2/2013), di Jakarta, menyatakan, Pertamina akan menaikkan harga elpiji 12 kilogram pada awal Maret 2013. Rencananya, kenaikannya sebesar Rp 2.000.

Pertamina mengaku terus mengalami kerugian dari penjualan gas 3 kg. Tahun 2013, Pertamina memprediksi mengalami kerugian Rp 5 triliun dari produksi dan penyaluran elpiji. 

Disisi lain, pemerintah telah menaikan tarif tenaga listrik awal tahun 4,3 persen, jika LPG dinaikan maka akan menyebabkan beban konsumsi yang luar biasa bagi masyarakat dan mendorong inflasi.

"Kenaikan elpiji 12 kg harus dikaji dengan seksama, mengingat kenaikan LPG hampir berbarengan dengan kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) yang belum lama ini ditetapkan. Tentu kenaikan ini secara umum akan mempengaruhi tingkat konsumsi dan produksi kalangan menengah ke bawah,"kata Rofi.

Kenaikan harga dikhawatirkan menyebabkan migrasi konsumen LPG 12 Kg kepada elpiji 3 kg, karena adanya disparitas harga yang cukup lebar. Di sisi lain jika tidak diantisipasi dengan maksimal maka akan memicu penimbunan dan penyelewengan yang dilakukan pihak yang tidak bertanggung jawab.

Diperkirakan, setiap rupiah kenaikan pada harga tabung elpiji 12 kg akan berpotensi menambah konsumsi elpiji 3 kg 108 kg. Ia menambahkan, di lapangan harga elpiji dari Pertamina seringkali mengalami kenaikan hampir 10 persen dari penetapan harga resmi pada tingkat distributor, sehingga konsumen merasakan beban. Belum lagi jika jaraknya jauh dari pusat distrubutor, maka harga akan melonjak. 

Karena itu, Pertamina perlu melakukan perbaikan infrastruktur distribusi dalam lingkup manajemen maupun teknis operasional agar lebih efisien. "Kenaikan harga elpiji 12 kg juga akan berimplikasi kepada tingkat pertumbuhan sektor usaha kecil, dikarenakan biaya produksi akan semakin meningkat dan memberatkan mereka. Tentu ini akan berdampak pada kenaikan harga penjualan di tingkat konsumen. Karenanya ada baiknya jika LPG tidak perlu naik tahun ini, masih banyak solusi alternatif yang bisa dilakukan." kata Rofi.

Menurut Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LM FEUI) saat ini kebutuhan elpiji nasional untuk ukuran 3 Kg saat ini adalah sekitar 10.000 ton per hari, sedangkan kebutuhan untuk ukuran 12 Kg saat ini sekitar 5000 ton per hari.

Selanjutnya, total produksi LPG nasional saat ini sekitar 6000-7000 ton per hari sehingga untuk memenuhi kebutuhan domestik dilakukan impor. Namun demikian, pada setiap daerah di Indonesia sering terjadi kekurangan pasokan, khususnya saat peningkatan konsumsi pada hari besar nasional yang melonjak sekitar 6-10 persen.

Saat ini pertumbuhan konsumsi LPG nasional sekitar 10 persen per tahun, terkait bertambahnya wilayah program konversi minyak tanah yang dilakukan Pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com