Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Verifikator Jamkesmas Ancam Mogok Kerja

Kompas.com - 22/02/2013, 18:29 WIB
Gregorius Magnus Finesso

Penulis

PURWOKERTO, KOMPAS.com -- Nasib sekitar 1.522 pekerja kontrak verifikator independen Jamkesmas (VIJ), termasuk di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, masih menggantung. Nasib mereka tidak jelas menjelang pelaksanaan Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial pada 2014. Mereka pun mengancam mogok kerja.

"Di Banyumas ada sekitar 30 pekerja kontrak VIJ. Kami diangkat menjadi pekerja kontrak verifikator sejak 2008, sampai sekarang belum jelas nasibnya. Setiap tahun hanya memperbaharui kontrak saja, padahal tahun 2014 UU BPJS akan dilaksanakan," kata Barata Gandareta, Koordinator VIJ Banyumas, Jumat (22/2/2013).

Barata menjelaskan, keterkaitan status VIJ dengan UU BPJS. Menurut dia UU BPJS akan menyatukan pelayanan kesehatan pada empat BUMN yaitu PT Askes, PT Jamsostek, PT Tasabri, dan PT Taspen. Keberadaan BPJS menyebabkan Jamkesmas di bawah Kementerian Kesehatan selanjutnya dikelola BPJS. "Tetapi nasib pekerja kontrak VIJ belum diatur dalam undang-undang," ujarnya.

Dalam upaya transformasi tersebut, pemerintah harus menyelesaikan seluruh peraturan pelaksanaannya yang diperlukan terkait persiapan pendirian dan operasional BPJS. Tentunya, termasuk di dalamnya 1.522 pekerja kontrak VIJ yang selama ini sudah bekerja keras turut menyukseskan program Jamkesmas.

"Batas waktu paling lambat 24 bulan, dan tidak boleh terjadi pemutusan hubungan kerja serta penghilangan hak-hak normatif dari karyawan keempat BUMN. Sementara VIJ tidak jelas," tuturnya.

Secara bersamaan, menurut Barata, pada 20-22 Februari pihaknya telah menyurati Presiden untuk meminta perhatian dan audiensi. Jika surat ke Presiden tetap tidak ditangapi, 1.522 orang VIJ mengancam mogok kerja serempak.

Posisi VIJ sendiri dalam program Jamkesmas terbilang vital. Pasalnya, ketika rumah sakit mengajukan klaim, tidak bisa cair tanpa persetujuan dari VIJ. Karena status yang menggantung itulah, VIJ melihat program Jamkesmas menimbulkan masalah baru ketika transformasi ke BPJS mengabaikan mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com