Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tabungan Perumahan Rakyat Ditargetkan Tuntas Juli 2013

Kompas.com - 06/03/2013, 18:46 WIB
Brigita Maria Lukita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Panitia Khusus DPR untuk penyusunan RUU Tabungan Perumahan Rakyat terus menggodok pembentukan aturan yang mewajibkan pemberi kerja dan pekerja berkontribusi dalam iuran tabungan perumahan. Hal itu sebagai solusi mengatasi kekurangan rumah rakyat. Pekan depan, Pansus akan memanggil Asosiasi Pengusaha Indonesia.

Ketua Panitia Khusus RUU Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) Yoseph Umar Hadi, yang juga anggota Komisi V DPR, mengemukakan, pembentukan tabungan perumahan rakyat merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah pembiayaan perumahan.  

Penyusunan RUU Tapera ditargetkan tuntas bulan Juli 2013. Tabungan itu mengutamakan asas gotong royong berupa kontribusi pekerja dan pemberi kerja, baik meliputi perusahaan swasta, pemerintah dan badan usaha milik negara.              

"Persoalannya, bagaimana meyakinkan para pemberi kerja. Mungkin pada tahap awal agak berat, tapi setelah itu akan lancar. Intinya, perusahaan tinggal merealokasi pendapatan pekerja untuk tabungan perumahan," ujarnya, di Jakarta, Rabu (6/3/2013).                

Peserta tabungan perumahan rakyat untuk pekerja disyaratkan memiliki penghasilan minimum setara dengan upah minimum provinsi/kabupaten./kota. Meski demikian, pihaknya berjanji akan memasukkan skim tapera untuk masyarakat berpenghasilan tidak tetap di sektor non formal.  

Menurut Ketua Badan Pertimbangan Organisasi Real Estat Indonesia Teguh Satria, dalam Rapat Dengar Pendapat RUU Tapera dengan Panitia Khusus DPR untuk RUU Tapera, Rabu, mengemukakan, pihaknya mengusulkan pungutan 1 persen untuk pekerja dan pemberi kerja. Berdasarkan data tahun 2011, jumlah angkatan kerja tercatat 119.4 juta jiwa. Dari jumlah itu, penduduk yang bekerja sebanyak 111,3 juta jiwa dengan pendapatan per kapita 3.600 dollar AS per tahun.                 

Dengan asumsi jumlah pekerja yang menabung sebanyak 50 persen dari 111,3 juta orang, jumlah peserta tapera adalah 55,65 juta jiwa dengan dana yang dihimpun sebesar Rp 19 triliun per tahun. Apabila pekerja berpenghasilan tetap diasumsikan 30 persen, iuran dari pemberi kerja adalah Rp 5,7 triliun per tahun sehingga total dana Tapera yang terhimpun setiap tahun adalah Rp 24,74 triliun. Hingga tahun 2045, diperkirakan dapat terhimpun dana sebesar Rp 800 triliun.                

"Iuran 1 persen dari pemberi kerja sudah sangat besar. Iuran 1 persen dari gaji bisa menghasilkan Rp 24,7 triliun," ujar Teguh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com