Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Gagang Sapu Raup Omzet Puluhan Juta Rupiah

Kompas.com - 07/03/2013, 11:16 WIB

KOMPAS.com — Omzet usaha gagang sapu ternyata bisa meraih pendapatan hingga puluhan juta rupiah per bulan, padahal hanya memanfaatkan limbah kayu biasa.

Pengusaha perajin gagang sapu, Reny, di Palembang, Kamis (7/3/2013), mengatakan, usaha tersebut dirintis keluarganya sejak awal tahun 90-an. "Sejak saya di sekolah dasar, bapak dan ibu memulai usaha ini," katanya di sela-sela kesibukannya memasang gantungan gagang sapu di tempat usahanya di Jalan Kemasrindo Kertapati, Palembang.

Dalam sehari, ia dan beberapa orang pekerja yang sebagian juga masih sanak dan keluarga mampu memproduksi sekitar 4.000 batang gagang kayu dan bambu bahan baku membuat sapu ijuk. "Khusus gagang bambu kami memproduksi sesuai pesanan," jelas dia.

Tempat usahanya pun tidak hanya menjual gagang sapu dalam partai besar, tetapi juga jumlah satuan atau eceran. Untuk gagang berukuran panjang dua meter, harganya Rp 1.500 per batang, sementara gagang sapu pendek ukuran 1,50 meter, Rp 1.000 per batang.
   
Tidak hanya gagang, ia juga menjual sapu utuh ukuran dua meter dengan harga Rp 20.000 dan ukuran 1,50 meter Rp 15.000 per sapu. "Banyak juga warga sekitar yang langsung beli sapu di sini," ujar gadis berusia 24 tahun itu.

Perajin pembuatan gagang sapu dan sapu ijuk di Kelurahan Kemas Rindo cukup banyak, mencapai belasan, tetapi pekerjanya sebagian besar keluarga dan warga sekitar.
   
Ny Frima, misalnya, selain sebagai agen membuat gagang sapu, ia juga menghasilkan sapu ijuk siap pakai, termasuk produk lain, seperti keset kaki dan tirai dari bambu.

Setiap pengusaha pembuatan gagang dan sapu ijuk rata-rata mempekerjakan dua hingga sepuluh orang sebagai tenaga khusus membuat sapu ijuk.

"Para pengusaha tersebut masing-masing juga sudah ada pelanggan rutin, termasuk tenaga khusus bagian pemasaran," kata Wawan, warga setempat.

Menurut dia, produk sapu ijuk tersebut dipasarkan selain di wilayah Kota Palembang dan kabupaten/kota di Sumsel, juga sampai ke sejumlah daerah tetangga, seperti Jambi, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, dan bahkan sampai ke Jakarta.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com