Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gabah Dengan Kadar Air Tinggi Kurang Diminati Pedagang

Kompas.com - 07/03/2013, 22:33 WIB
Fabio Lopes

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Intensitas hujan yang sampai saat ini belum berkurang di sejumlah daerah sentra produksi beras, membuat para petani terpaksa melakukan panen secara dini.

Akibatnya gabah yang dipanen mengandung kadar air yang tinggi, sehingga beras yang dihasilkan kurang diminati oleh beberapa pedagang.

Hal ini diungkapkan beberapa pedagang beras yang ditemui Kompas di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, pada Kamis (7/3/2013).

Awan, seorang pemilik toko beras di Pasar Jatinegara, menyatakan tidak berani untuk menjual beras dengan kondisi kadar air tinggi. Hal ini disebabkan tingginya risiko kerugian, karena beras tersebut kurang diminati konsumen.

"Beras dengan kadar air tinggi, dalam waktu seminggu akan berlumut dan banyak kutu, sehingga tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama. Jika pasokan beras kering habis, lebih baik saya tidak berjualan, daripada harus rugi," kata Awan. 

Terkait pasokan beras, tambah Awan, saat ini masih dalam keadaan normal, karena sedang  musim panen di beberapa wilayah yang menjadi sentra produksi beras seperti di Jawa Tengah.

"Pasokan beras saat ini yang saya biasa didapat dari Pasar Induk Cipinang masih normal. Dalam sebulan terakhir ini saya bisa mendapatkan hingga lima ton," tutur Awan.

Awan menyebutkan, harga beras saat ini pun belum mengalami kenaikan berarti. Satu kilogram beras IR 64 kualitas satu saat ini dijual Rp 9.500, sedangkan beras IR 64 kualitas dua Rp 8.500, beras Pandan Wangi Rp 11.000.

Namun harga beras IR 64 kualitas tiga terus naik, dari Rp 6.800 per kilogram pada Desember 2012 menjadi Rp 8.000 pada bulan ini.

"Beras IR 64 kualitas tiga terus mengalami kenaikan dari akhir tahun lalu. Padahal beras ini sering dikonsumsi oleh kalangan menengah ke bawah," kata pria yang sudah 15 tahun menjadi penjual beras ini.

Budi, juga seorang penjual beras di Jatinegara, menuturkan, ia masih berjualan beras dengan kadar air tinggi, walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak.

"Saya menjual beras dengan kondisi basah hanya setengah ton, dari total dua ton beras yang dipasok per minggu," ucap Budi.  

Budi pun mengaku saat ini harga beras yang dijualnya masih stabil dan belum mengalami kenaikan. "Beras IR 64 kualitas tiga dijual per kilogram Rp 8.000, kualitas dua Rp 8.500, dan IR 64 kualitas satu Rp 9.000," papar Budi yang juga mendapat pasokan beras dari Pasar Induk Cipinang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com