Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Penyebab Bisnis Raihan Jewellery Macet?

Kompas.com - 08/03/2013, 13:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemilik Raihan Jewellery, Muhammad Azhari, menawarkan harga buyback emas investornya Rp 500.000 per gram dan tidak menghitung cashback atau bonus yang harusnya diterima nasabah.

Selain itu, harga ini juga lebih rendah sekitar 20 persen-25 persen dari harga beli nasabah di Raihan sebelumnya. Menurut pengacara Azhari, Fadillah Hutri Lubis, program investasi di Raihan terhenti karena perusahaan mengalami krisis keuangan akibat faktor eksternal. Apa saja?

Faktor pertama, krisis keuangan yang dialami Raihan Jewellery mulai dirasakan pada bulan Agustus 2012 yang disebabkan oleh turunnya harga emas di pasar global. Padahal, menurut Fadillah, Raihan berjual beli emas berdasarkan prediksi terhadap harga emas sehingga bisa memberikan keuntungan pada nasabah.

Pada awal 2011, Azhari memprediksi harga emas sepanjang tahun itu akan mengalami kenaikan sekitar 25 persen. Namun, kenyataannya, harga emas mengalami kenaikan 35 persen. Pada 2012, kliennya itu memprediksi harga emas akan kembali naik, nyatanya harga emas malah turun.

Ini membuat Azhari harus mengeluarkan uang yang cukup besar di 2012 yang berasal dari keuntungan 2011. "Setiap hari beliau (Azhari-red) harus ngeluarin Rp 2 miliar untuk bayar cashback dan buyback emas nasabah," kata Fadillah.

Tahun 2013, Azhari juga memprediksi harga emas belum akan membaik sehingga memutuskan untuk menghentikan program investasi Raihan Jewellery pada 3 Januari 2013.

Faktor lain, menurut Fadillah, yang membuat Raihan Jewellery mengalami krisis adalah tidak berjalannya pelabuhan batu bara yang dikelola perusahaan milik Azhari, PT Raihan Bumi Mandiri Energi . "Selain itu, penyebabnya termasuk harga batu bara yang turun sehingga tidak ada operasional di pelabuhan itu," tukas Fadillah.

Faktor ketiga adalah, terjadinya pembayaran dana nasabah dalam jumlah besar pada bulan Oktober, November, dan Desember 2012. Nasabah mulai tidak percaya dengan Raihan sehingga menimbulkan terjadinya rush.

Soal indikasi mulai goyahnya skema investasi Raihan Jewellery pada Agustus 2012, sudah dikupas sebelumnya oleh KONTAN. Singkatnya, pada 17 Agustus hingga 31 Agustus 2012, Raihan mengalami keterlambatan pembayaran cashback atau bonus. Namun, kala itu, alasan yang disampaikan manajemen kepada nasabah adalah karena sedang memperbaharui atau upgrade sistem pembayaran bonus nasabah. (Tedy Gumilar/Kontan)

Ikuti perkembangnya di Topik Waspada Investasi Bodong

Baca juga:
Marak, Investasi Emas Imbal Hasil Tetap
Hatta: Kalau Investasi Itu Bodong, Sikat Saja
Investasi Skema Ponzi
Ini Daftar Investasi Bodong yang Sudah Makan Korban

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

    Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

    Whats New
    Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

    Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

    Earn Smart
    7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

    7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

    Whats New
    'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

    "Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

    Whats New
    IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

    IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

    Whats New
    Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

    Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

    Whats New
    Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

    Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

    Whats New
    Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

    Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

    Whats New
    Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

    Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

    Whats New
    Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

    Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

    Whats New
    Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

    Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

    Whats New
    Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

    Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

    BrandzView
    Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

    Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

    Whats New
    Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

    Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

    Whats New
    Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

    Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com