Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Robohnya Ekonomi Ibu Kota Otomotif Dunia

Kompas.com - 15/03/2013, 08:59 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

DETROIT, KOMPAS.com — Pemerintah Negara Bagian Michigan, Amerika Serikat, akhirnya menunjuk seorang manajer keuangan darurat, untuk membereskan masalah keuangan yang membelit Detroit. Kebijakan ini menjadi sejarah pengambilalihan masalah keuangan terbesar oleh negara bagian, pada tahun-tahun terakhir di Amerika Serikat.

Kevyn Orr, konsultan keuangan berpengalaman, salah satu yang menangani restrukturisasi keuangan perusahaan mobil Chrysler setelah bangkrut, ditunjuk membenahi masalah keuangan kota yang dulu identik dengan industri mobil Amerika Serikat. Keuangan kota ini terus memburuk karena ambruknya industri mobil Amerika, salah urus, dan korupsi.

Saat ini, neraca keuangan Detroit mengalami defisit 300 juta dollar AS, dan masih punya tanggungan utang 14 miliar dollar AS. Orr ditunjuk langsung oleh Gubernur Negara Bagian Michigan Rick Snyder, yang menggambarkan situasi keuangan Detroit sebagai "krisis" dan "sesuatu yang harus diselesaikan".

Kewenangan Orr dengan penunjukan ini mencakup penggantian pejabat, menulis ulang kontrak kerja, privatisasi, bahkan penjualan aset. "Kita bisa bangkit dari abu," ujar Orr, dalam konferensi pers setelah penunjukan. "Ini adalah kota di negara yang indah. Saya bersemangat melakukan pekerjaan ini."

Kejatuhan Detroit bakal berlanjut?

Orr menyatakan pengambilalihan darurat keuangan Detroit ini merupakan salah satu perubahan haluan terbesar dalam sejarah Amerika Serikat. Dia mengaku diberi waktu 12-16 bulan untuk mengurai persoalan keuangan Detroit, tapi dia berharap bisa menyelesaikannya lebih cepat.

Sebagai kota yang pernah menjadi pusat industri otomotif Amerika Serikat, kini penduduk Detroit tak sampai sejuta orang, jauh dari catatan populasi terbesar kota itu pada 1950 dengan dua juta penduduk. Dulu, Detroit adalah kota terbesar kelima di Amerika Serikat, kini hanya ada di peringkat 18 dengan 700 ribu penduduk.

Tingkat pengangguran di Detroit tercatat 18,2 persen, lebih dari dua kali lipat rata-rata angka pengangguran Amerika Serikat di kisaran 7,7 persen.  Defisit neraca keuangan Detroit sudah berjalan selama 10 tahun terakhir, dengan beban uang pensiun dan komitmen asuransi kesehatan.

Wartawan BBC, Jonny Dymond, di Washington, menyatakan, 50 tahun kemunduran "Kota Otomotif" ini telah mencapai satu level bawah baru. Dia berpendapat ini pun belum merupakan titik terendah, kebangkrutan masih membayangi, jika Orr gagal "mengendalikan" keuangan Detroit.

Masih di pekan ini, mantan Wali Kota Detroit Kwame Kilpatrick dinyatakan bersalah atas tuduhan korupsi dan suap. Dia dijerat 24 perkara, mencakup pemerasan, penipuan, dan menerima suap dari kontrak proyek di kota itu.

Langkah pengambilalihan pengelolaan keuangan Detroit ini disambut positif oleh para analis. "Saya pikir Snyder akan dikenang sebagai politisi yang menyelamatkan Detroit," kata Jim McTevia, spesialis restrukturisasi dari kantor konsultan McTevia & Associates. "Jangan salah, Detroit sudah bangkrut. Dalam situasi begitu, tak ada kerugian bagi Gubernur (kalaupun tak melakukan apa-apa)," kata dia.

Fakta suram Detroit

Suramnya ekonomi kota yang pernah menjadi kiblat industri otomotif di Amerika, dapat tergambar dari data-data statistik terakhir. Selain penurunan signifikan jumlah penduduk dan angka pengangguran yang disebut di atas, sepertiga penduduk Detroit kini masuk kategori miskin. Sementara itu, penurunan jumlah penduduk yang sangat signifikan, jelas mengurangi potensi pemasukan dari pajak.

Padahal, Detroit pada masa jayanya disebut sebagai ibu kota otomotif dunia. Di sini, General Motors pernah merajai pasar mobil. Dari kota ini pula Henry Ford berasal dan berhasil membuat mobil di bengkelnya sendiri, sebagai cikal bakal industri mobil Ford.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com