Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Ogah Bikin Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Kompas.com - 19/03/2013, 17:58 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Nur Pamudji ogah membuat pembangkit listrik tenaga angin. Ia beralasan, untuk membuat pembangkit tersebut memerlukan biaya yang tidak sedikit dan tidak efektif.

"Untuk membuat pembangkit listrik tenaga angin itu harus memiliki angin yang stabil. Selain itu perlu waktu puluhan tahun untuk mencari lokasi titik angin yang bagus sepanjang tahun," kata Nur saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (19/3/2013).

Berdasarkan penelitiannya, memang pernah dilakukan studi untuk pembangkit listrik tenaga angin khususnya untuk pengukuran tenaga angin di Pantai Samas Yogyakarta. Di lokasi ini, tenaga anginnya bagus sejak pukul 9 pagi hingga 9 malam. Namun di lokasi tersebut belum menjamin tenaga anginnya akan stabil sepanjang tahun. Sebab, jika lokasi ini dipaksa memakai pembangkit listrik tenaga angin juga harus dibangun pembangkit listrik lainnya untuk mengantisipasi tenaga angin yang berkurang.

"Untuk menentukan lokasi pembangkit angin ini minimal harus setahun hingga 20 tahun. Tenaga anginnya stabil atau tidak. Kan tidak mungkin saat tenaga anginnya kecil, listrik warga terpaksa dipadamkan," tambahnya.

PLN tentu saja harus mengimbangi dengan pembangkit listrik tenaga batubara atau diesel untuk mengantisipasi tenaga angin yang tidak stabil tersebut.

Hal ini juga berlaku juga dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Meski Indonesia masuk negara tropis dan dilimpahi tenaga matahari sepanjang tahun, PLN masih menghitung untuk investasi PLTS ini sangatlah mahal.

"Harga baterai untuk menyimpan cadangan tenaga matahari ini bisa tiga kali lipat dibanding panel," kata Nur.

Apalagi untuk bisa menampung listrik yang banyak dari PLTS ini maka PLN harus memperbanyak jumlah panel dan meletakkan panel tersebut di lokasi yang banyak sinar mataharinya.

"Untuk pulau Jawa dan Sumatra belum cocok memakai PLTS. Listrik tenaga matahari hanya cocok untuk daerah pelosok atau kepulauan yang berpenduduk kecil," katanya.

Hingga saat ini, PLN masih menggunakan pembangkit dengan bahan bakar batubara. Selain teknologinya sudah matang, pembangkit ini juga tidak tergantung alat khusus untuk membangkitkan pembangkit tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Instrumen Kebijakan Fiskal yang Sering Digunakan di Indonesia

7 Instrumen Kebijakan Fiskal yang Sering Digunakan di Indonesia

Whats New
Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis 2024 Menggunakan Bus

Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis 2024 Menggunakan Bus

Whats New
CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

Whats New
Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com