Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Selat Sunda Dipercepat

Kompas.com - 21/03/2013, 08:10 WIB

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Pemerintah menjadikan Pulau Sumatera sebagai penopang basis pertumbuhan ekonomi nasional masa depan. Untuk itu, pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, rel kereta api, dan jembatan Selat Sunda, dipercepat.

Demikian terungkap dalam Rapat Koordinasi Gubernur se-Sumatera dan Banten yang diadakan di Kota Bandar Lampung, Rabu 20/3/2013). Acara ini dihadiri sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, para gubernur, serta kepala daerah di wilayah Sumatera dan Banten.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pendanaan megaproyek jembatan Selat Sunda itu hanya dimungkinkan lewat investasi swasta. ”Jika dana Rp 200 triliun (untuk membangun jembatan Selat Sunda) itu dibebankan dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), masyarakat di daerah Indonesia timur akan mempertanyakan ini. Mengapa kok dana pembangunan disedot semua ke barat?” ujar Hatta.

Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak menambahkan, pihaknya hingga kini masih mengkaji secara mendalam mengenai teknik pembangunan struktur jembatan yang akan membentang sepanjang 29 kilometer di Selat Sunda itu. ”Kami terus mengkaji bagaimana bentuk struktur dan biayanya. Lalu, kaitannya dengan pengaruh angin dan potensi gempa serta identifikasi sesar di Selat Sunda. Jika rancangan ini sudah selesai, itu akan segera di-perpres-kan (dibuat peraturan presidennya),” ujar Hermanto.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Lampung Sjachroedin ZP mendesak pemerintah pusat mempercepat realisasi pembangunan jalan tol Sumatera dan jembatan Selat Sunda. ”Kami sudah bosan tanda tangani MOU (nota kesepahaman) ke sana kemari. Belum lagi, kondisi jalan yang buruk di Lampung akibat dilintasi banyak truk. Padahal, Sumatera ini memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional,” ujar Sjachroedin.

Selain jalan tol, Menteri Perhubungan EE Mangindaan akan merevitalisasi atau memperbaiki rel kereta api (KA) sepanjang 484 kilometer di Sumatera yang kini rusak. Keseluruhan panjang rel KA di Pulau Sumatera saat ini adalah 1.390 kilometer.

”Kami akan bangun lagi rel kereta itu dengan standar internasional. Yang diangkut ini terutama adalah kargo hasil industri,” kata Mangindaan.

Mangindaan ingin menjadikan jalur kereta api ini sebagai ikon Sumatera sehingga jalan yang dibangun Kementerian PU tidak cepat rusak. ”Di China, pembangunan rel KA sepanjang 1.000 kilometer bisa selesai setahun. Kalau lahannya sudah ada, kami akan langsung bangun,” ujarnya.(JON)

Baca juga:
Tomy Winata Minta Jembatan Selat Sunda Segera Diputuskan
Jembatan Selat Sunda Jangan Jatuh ke Asing
Proyek Jembatan Selat Sunda Sesat Pikir?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com