Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaltim Harus Menjadi Pemegang Saham Blok Mahakam

Kompas.com - 25/03/2013, 02:53 WIB

SAMARINDA, KOMPAS.com - Ikatan Alumni Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Kaltim (IA-KPMKT) berharap Pemprov Kaltim menjadi salah satu shareholder (pemegang saham), apabila Indonesia memastikan mengambil alih pengelolaan migas di Blok Mahakam.

"Pada 2017 kontrak pengelolaan Blok Mahakam akan berakhir. Setelah habis kontrak itu, maka harus dikelola bangsa kita sendiri. Dalam pengelolaannya nanti seharusnya Pemprov Kaltim menjadi salah satu lembaga yang memiliki saham pengelolaan," kata Ketua Harian IA-KPMKT, Ichwanutaqwa di Samarinda, Minggu (24/3/2013).

Menurutnya, dari beberapa sumber minyak dan gas (migas) di Indonesia, Blok Mahakam di Kabupetn Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim), merupakan salah satu ladang gas terbesar.

Rata-rata produksinya mencapai 2.200 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Sementara cadangan minyak di blok ini sekitar 27 triliun kubik feet. Sejak 1970 hingga 2011, sekitar 50 persen atau 13,5 triliun kubik feet cadangan tersebut telah dieksploitasi dengan pendapatan kotor mencapai 100 miliar dolar Amerika.

Cadangan yang terisisa sekarang diprediksi sebanyak 12,5 triliun kubik feet. Apabila dihitung dengan harga yang terus mengalami kenaikan, maka ladang migas di Blok Mahakam berpotensi memberikan pendapatan kotor 187 miliar dolar Amerika (12,5 x 1012 x 1.000 Btu x 15 dolar/106 Btu) atau jika dirupiahkan menjadi sekitar Rp 1.700 triliun.

Kontrak kerjasama (KKS) Blok Mahakam awalnya ditandantangani Pemerintah RI dengan Total E&P Indonesie dari Perancis dan Inpex Corporation dari Jepang pada 31 Maret 1967. Kontrak itu berlaku selama 30 tahun, yakni hingga 31 Maret 1997.

Beberapa bulan sebelum Presiden Soaharto lengser, lanjutnya, kontrak untuk Blok Mahakam itu diperpanjang kembali selama 20 tahun sehingga kontrak akan berakhir pada Maret 2017.

Kini, perusahaan asing tersebut melihat masih besarnya cadangan migas di blok tersebut, sehingga Total E&P kembali mengajukan perpanjangan kontrak agar dapat mengelola kembali setelah 2017.

Di samping permintaan oleh oleh manajemen Total, lanjutnya, Perdana Menteri (PM) Perancis Francois Fillon juga telah meminta perpanjangan kontrak terhadap Blok Mahakam tersebut, yakni ketika perdana menteri itu berkunjung ke Indonesai pada Juli 2011.

Selain itu, Menteri Perdangan Luar Negeri Perancis Nicole Bricq meminta perpanjangan kontrak, yakni saat kunjungan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI Jero Wajik ke Paris pada 23 Juli 2012.

Hal yang sama juga disampaikan oleh CEO Inpex dari Jepang Thosiaki Kitamura ketika bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono pada 14 September 2012.

"Kami di IA-KPMKT sebagai organisasi intelek, tegas menyatakan menolak perpanjangan kontrak perusahaan asing dari Perancis dan Jepang itu, pasalnya sejak 1967 dikelola oleh Total, bangsa kita tidak dapat apa-apa. Kami minta agar setelah 2017 nanti, Blok Migas dikelola oleh putra bangsa sendiri," kata Ichwan, panggilan akrabnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com