Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengaruh Kenaikan Tarif Listrik Kecil terhadap Inflasi

Kompas.com - 01/04/2013, 17:01 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, kenaikan tarif dasar listrik (TTL) yang sudah dimulai sejak Januari dan April 2013 ini tidak akan berpengaruh signifikan terhadap kenaikan inflasi.

Deputi bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menjelaskan kenaikan TTL ini bukan merupakan hal baru. Sebab pemerintah sudah menaikkan TTL sejak 1 Januari 2013. Hari ini, merupakan kenaikan TTL tahap kedua dari empat tahap yang direncanakan dalam setahun.

"Pengaruhnya kecil sekali ke inflasi, hanya 0,1 persen," kata Sasmito di kantornya, Jakarta, Senin (1/4/2013).

Sasmito menambahkan kenaikan TTL ini memang akan memukul khususnya untuk industri usaha kecil dan menengah. Dampaknya bisa menambah biaya produksi hingga 20 persen ke harga penjualan produk atau jasanya. Namun Sasmito menjelaskan dampak kenaikan TTL tersebut biasanya hanya terjadi di awal rencana kenaikan TTL, khususnya di Januari 2013.

"Ini kan sudah direncanakan (naik per tiga bulanan). Jadi dampaknya hanya besar di awal, selanjutnya akan biasa saja," tambahnya.

Hari ini, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memang menaikkan TTL untu tahap kedua sebesar 4,3 persen. Rencana kenaikan TTL akan dilakukan pada Juli dan Oktober mendatang dengan nilai kenaikan yang sama. Secara setahun, kenaikan TTL akan mencapai 15 persen.

Sasmito menduga kontribusi TTL ke inflasi yang relatif kecil ini disebabkan karena konsumsi listrik antarkota di Indonesia juga tidak terlalu berbeda. Sehingga hal tersebut tidak akan mengganggu kondisi perekonomian khususnya inflasi di daerah.

"Kita akan mencermati rencana kenaikan dari bahan bakar minyak (BBM). Itu yang harus diperhitungkan dan pasti akan menyebabkan inflasi," tambahnya.

Namun pihaknya belum memiliki hitungan bahwa kenaikan harga BBM tersebut akan menyebabkan kenaikan inflasi bulanan dan tahunan. Saat ini, rencana kenaikan harga BBM belum diputuskan pemerintah dan memang diindikasikan untuk tidak dinaikkan di tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com