Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Danai Proyek PLTU Cilacap Ekspansi

Kompas.com - 03/04/2013, 16:09 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — China Development Bank Corporation (CDB) dan PT Sumber Segara Primadaya menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman pada Rabu (3/4/2013). Hal ini terkait dengan pendanaan proyek pengembangan listrik swasta Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap ekspansi kapasitas  1x614 megawatt (MW).

Sebagaimana diketahui, PT Sumber Segara Primadaya merupakan pengembang IPP PLTU Cilacap 2x281 MW yang sudah memasok dan menjual listrik ke PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sejak 2006 hingga saat ini. Acara penandatanganan itu dihadiri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik, Duta Besar China untuk Indonesia Liu Jian Chao, Direktur Utama PT PLN Nur Pamudji dan para dewan komisaris, dewan direksi CDB PT S2P, SSP Group, serta PT PJB.

Menurut Direktur Utama PT Sumber Segara Primadaya M Rasul, pihaknya akan membangun PLTU Cilacap Ekspansi bersebelahan dengan PLTU Cilacap yang saat ini beroperasi di Desa Karang Kandri, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Listrik yang dihasilkan akan disalurkan ke sistem kelistrikan Jawa-Bali melalui jaringan transmisi 500 kilovolt (saluran udara tegangan ekstra tinggi) sepanjang 2 kilometer ke GITET yang akan dibangun oleh PLN.

Dalam mengembangkan proyek ekspansi ini, sebagaimana proyek sebelumnya, PT S2P tidak mensyaratkan adanya jaminan dari pemerintah. Pendanaan proyek CDB, selain dari ekuitas PT S2P sendiri, diperoleh dari pinjaman proyek pendanaan sebesar 700 juta dollar AS dan dapat diharapkan pendanaan modal kerja akan didukung Bank Rakyat Indonesia. "Kami menargetkan konstruksi proyek akan dimulai dalam bulan ini," ujarnya.

Konstruksi PLTU Cilacap Ekspansi diperkirakan memakan waktu 36 bulan dan dijadwalkan akan mulai beroperasi secara komersial pada 2016. Pembangkit ini akan memasok energi listrik ke sistem Jawa-Bali sebesar 4.300 Giga Watt hour (GWh) per tahun.

Untuk proyek ini sesuai proposalnya, PT S2P akan memasang mesin atau peralatan utama buatan China dengan teknologi yang lebih efisien dan diklaim lebih ramah lingkungan dibandingkan pembangkit yang beroperasi, dengan memakai boiler superkritikal dan flue gas desulphurization (FGD).

Peralatan utama pembangkit akan menggunakan boiler dari pabrikan Dongdang Electrik dan turbin dari pabrikan Shanghai Electric. Sedangkan balance of plant dari proyek itu akan memasang peralatan dengan mesin atau peralatan buatan dalam negeri, Eropa dan Amerika.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com