Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/04/2013, 15:20 WIB
Imam Prihadiyoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Saat ini ribuan nelayan di pantura, Jawa Tengah, kesulitan mendapatkan solar sebagai bahan bakar kapal. Bahan bakar itu sulit diperoleh karena sebagian besar SPBN kehabisan persediaan. Pasalnya, Pertamina membatasi pasokan solar hampir satu bulan terakhir di sebagian besar Pulau Jawa dan Sumatera. Akibatnya, nelayan merugi hingga ratusan juta rupiah karena tidak dapat melaut secara normal.

Anggota Komisi IV DPR RI Ma'mur Hasanuddin di Jakarta, Kamis (4/4/2013), berharap, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) segera berkoordinasi dengan Pertamina, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas untuk menyelesaikan permasalahan ini agar tidak berlarut-larut.

"KKP harus melakukan langkah koordinasi segera dan solusi terencana yang efektif. Nelayan sangat membutuhkan solar untuk menggerakkan perahunya agar dapat menghasilkan dan menangkap ikan di lepas pantai, karenanya pemerintah harus turun tangan segera," ujar Ma'mur.

Ma'mur menilai, sesungguhnya Permen ESDM No 1 tahun 2013 dikenakan khusus kepada kendaraan pemerintah dan truk, bukan kepada perahu yang seharusnya tidak berpengaruh langsung.

Ma'mur menambahkan, dalam Permen ESDM itu ditegaskan pelarangan pemakaian BBM bersubsidi bagi kendaraan perkebunan, pertambangan, dan kehutanan yang menggunakan solar sebagai bahan bakar. Kondisi kelangkaan ini tentu sangat ironis dan memprihatinkan bagi ribuan nelayan, karena menghambat kerja mereka. Selain itu, di sisi lain kondisi ini menggambarkan adanya tata kelola BBM bersubisidi yang tidak berimbang selama ini.

"Itu sebabnya, KKP tidak boleh diam saja melihat kondisi ini dan hanya dapat berpangku tangan, karena nelayan praktis tidak dapat melaut jika solar tidak dipasok. Untuk melaut, nelayan amat bergantung pada pasokan solar. Sekali melaut, rata-rata mereka membutuhkan sekitar 10 - 12 liter solar. Biaya solar hampir 40 persen dari biaya melaut, karenanya ketika kelangkaan terjadi sangat berpengaruh pada operasional mereka," tegas Ma'mur.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com