Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenperin Kembangkan Industri Sabut

Kompas.com - 07/04/2013, 05:37 WIB
Nasrullah Nara

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggandeng Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) untuk mengembangkan industri sabut kelapa di daerah menjadi komoditas bernilai ekonomi. Kerjasama ini diharapkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan, khususnya petani kelapa.  

Hal itu disampaikan Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan AISKI, Ady Indra Pawennari dalam siaran persnya seusai melakukan survei potensi sabut kelapa dan lokasi pembangunan industri pengolahan sabut kelapa di Desa Sokoi, Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan, Riau, Sabtu (6/4/2013).  

"Kerjas ama Kemenperin - AISKI untuk mengembangkan industri sabut kelapa di daerah segera direalisasikan  tahun ini. Lokasinya sudah disepakati di Kabupaten Indragiri Hilir dan Pelalawan, Riau," ujar Ady yang juga menjabat sebagai Ketua AISKI Riau ini.  

Menurut Ady, pola kerjasama Kemenperin - AISKI untuk menggarap potensi sumberdaya alam lokal, khususnya sabut kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir dan Pelalawan, hendaknya diikuti kementerian dan lembaga-lembaga lainnya di Indonesia.  

"Kerja sama seperti ini cukup bagus untuk mengeliminasi kegagalan. Sebetulnya, pemerintah punya program untuk mengembangkan potensi sumberdaya alam lokal menjadi komoditas andalan daerah. Tapi, siapa yang menjamin pemasarannya?" katanya.  

Ady mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Pelalawan yang bersedia menyiapkan lahan, sarana dan prasarana untuk mendukung pendirian industri sabut kelapa di daerah itu. Sementara Kementerian Perindustrian membantu pengadaan mesin-mesin produksinya.  

"Selanjutnya AISKI berperan mempersiapkan teknologi, melakukan pelatihan kepada para pekerja yang terlibat dalam proses produksi, hingga pemasaran ke luar negeri. Pelatihan ini penting, sehingga kualitas serat (coco fiber) dan serbuk (coco peat) yang dihasilkan sesuai dengan standar pasar internasional," jelasnya.  

Sementara itu, Kepala Desa Sokoi, Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan, Riau, Tasrib menyampaikan terima kasihnya kepada Kementerian Perindustrian, Pemerintah Kabupaten Pelalawan dan AISKI.  

"Pembangunan pabrik sabut kelapa di Desa Sokoi ini, adalah impian masyarakat yang sudah terpendam selama puluhan tahun. Terus terang, keberadaan pabrik sabut kelapa ini nantinya akan sangat membantu masyarakat untuk menopang ekonomi keluarganya," katanya.  

Menurut Tasrib, mayoritas masyarakat desa yang dipimpinnya itu adalah petani kelapa. Namun, sabut kelapanya yang merupakan hasil samping dari perdagangangan buah kelapa di daerah berpenduduk 500 kepala keluarga itu, belum diolah menjadi komoditas bernilai ekonomi.  

"Masyarakat tahu, jika sabut kelapa itu diolah, ada harganya. Tapi, mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengolahnya. Apalagi, pengadaan mesin-mesin produksinya butuh modal yang tidak sedikit," ujar Tasrib sembari menambahkan jumlah sabut kelapa yang dibakar di desanya mencapai 1 juta butir per bulan.
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com