Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghitung Nilai Akuisisi MNC pada Bumiputera

Kompas.com - 08/04/2013, 07:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bisnis Grup MNC kian lengkap bila akuisisi atas 30 persen saham PT Bank ICB Bumiputera Tbk (BABP) berjalan mulus. MNC membeli saham BABP milik ICB Financial Holdings AG BABP melalui anak usahanya, PT MNC Kapital Tbk (BCAP).

Perjanjian jual beli sudah diteken pada 2 April 2013 lalu. Berapa nilai transaksi itu? Manajemen MNC masih merahasiakan. "Saya tidak tahu," ujar Arya Sinulingga, Sekretaris Perusahaan Grup MNC, Minggu (7/4/2013).

Hanya saja, Kiswoyo Adi Joe, Managing Partners Investa Saran Mandiri, menghitung nilai akuisisi itu sekitar Rp 281,43 miliar. Hal ini dengan asumsi harga akuisisi mengacu pada saat agreement diteken, yakni pada 2 April 2013, senilai Rp 171 per saham.

Dengan jumlah saham BABP yang beredar sebanyak 5,5 miliar saham, maka kapitalisasi pasar BABP saat itu mencapai Rp 938,12 miliar. Dus, proyeksi nilai akuisisi BCAP atas 30 persen saham BABP sekitar Rp 281,43 miliar.

Lucky Bayu Purnomo, analis Remax Capital, pun menduga harga akuisisi BABP kemungkinan mengacu pada harga saat perjanjian jual beli diteken, yakni Rp 171 per saham. "Kita tidak tahu apakah akuisisinya benar di harga pasar atau ada kesepakatan tertentu. Namun, saya perkirakan, untuk menguntungkan BCAP, harganya akan ada di harga pasar," ujar dia.

Kiswoyo menilai, harga BABP saat ini sudah terlalu mahal. Dengan laba bersih per saham yang hanya Rp 0,19 di 2012 membuat price earning ratio (PER) BABP mencapai 873,7 kali.

Namun, menurut Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities, harga saham BABP masih terbilang murah bila dibanding harga saham bank lain. "Harga BABP masih di level Rp 100-Rp 150 per saham," kata Reza.

Lucky pun menilai, harga BABP masih belum kemahalan. Karena itu, Reza dan Lucky merekomendasikan investor memanfaatkan euforia aksi korporasi ini untuk trading buy saham BABP dan BCAP.

Lucky menduga harga saham BABP dan BCAP akan terkerek karena aksi ini dinilai positif bagi kedua emiten. "Ini bagus untuk dimanfaatkan jangka panjang juga," imbuh Lucky.

Menurut analis, seharusnya BCAP bisa mengambil lebih dari 30 persen saham BABP karena akan lebih bagus kalau bank ini diakuisisi penuh MNC. Cuma, beleid Bank Indonesia (BI) melarang lembaga keuangan nonbank memiliki lebih dari 30 persen saham perbankan.

Hanya saja, menurut Reza, Grup MNC yang memiliki banyak anak usaha bisa saja sedikit demi sedikit membeli saham BABP dari pasar sehingga bisa menguasai mayoritas saham BABP. (Kornelis Pandu Wicaksono, Narita Indrastiti/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com