Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika "Sakura Mekar" di Cikarang

Kompas.com - 08/04/2013, 10:28 WIB
Ambrosius Harto Manumoyoso

Penulis

KOMPAS.com- Bangsa Jepang lebih cepat melaksanakan hanami atau berlibur menikmati keindahan bunga sakura. Ya, tahun ini, sakura mekar lebih cepat, seperti 60 tahun lalu.

Di Negeri Matahari Terbit itu, siapa pun yang ingin menikmati keindahan bunga nasional itu, ikutilah perkiraan pergerakan pemekaran bunga sakura (sakurazensen).

Bagi rakyat Jepang, mekarnya bunga sakura melambangkan kebahagiaan. Musim semi telah tiba. Saatnya piknik dengan menggelar tikar dan menikmati makanan atau jajanan di bawah pohon sakura.

Namun, hampir 6.000 kilometer di selatan Jepang, hari raya bunga sakura (sakura matsuri) juga berlangsung meriah. Perayaan bertema Sahabat Sejati Indonesia-Jepang terlaksana di Citywalk Lippo Cikarang, Kabupaten Bekasi, Sabtu (6/4) dan Minggu (7/4) kemarin.

Bagi orang Jepang yang sedang jauh dari tanah air, juga siapa pun, sakura matsuri ke-2 itu mungkin menjadi lokasi alternatif untuk hanami meskipun tanpa pesona sakura yang mekar.  

Perayaan tetaplah berjalan dan meriah tanpa sakura mekar. Perayaan dimulai dengan atraksi tabuh taiko atau bedug Jepang. Selanjutnya ditampilkan tari sakura, soran bushi, yosakoi, dan omikoshi. Ada juga tari saman oleh mahasiswa President University Cikarang. Ada mochitsuki taikai atau praktik membuat kue mochi. Ada seni beladiri aikido. Ada kontes puteri sakura dan hiburan musik.  

Di lokasi juga ada stan-stan kebudayaan. Ada stan boneka hina dan damura yang klasik. Ada stan shodo, praktik menulis huruf kanji. Ada stan tanabata, pohon buatan untuk menggantung secarik kertas bertuliskan harapan. Ada stan mukachi no omocha, mainan tradisional seperti gasing dan yoyo.

Ada stan igo, permainan strategi bidak pada papan. Ada stan origami, praktik seni lipat kertas. Ada stan batik tulis, ramalan tangan, lomba foto, dan lomba memilah sampah.  

Ada juga stan-stan makanan dan minuman. Ada yang menjual dorayaki, takoyaki, okonomiyaki, teppanyaki, taiyaki kun, yaki soba, yaki tori, tempura, sushi, ramen (mi), kakigori atau es serut, es krim ogura dan matcha, sosis dan kentang pantang, jus buah, nasi goreng, bahkan pempek.

Ada juga stan-stan cendera mata yang menjual perhiasan, mainan, pakaian, lukisan, dan boneka. Stan-stan lembaga pendidikan dan perusahaan perjalanan wisata juga turut memeriahkan perayaan.  

Sakura Matsuri 2013, menurut Ketua Komunitas Alumni Jepang Indonesia (KAJI) Fuad A Khadir, diharapkan mempererat hubungan kedua negara di pelbagai bidang. KAJI beranggotakan sekitar 1.600 orang yang bertujuan mendorong peningkatan hubungan yang menguntungkan kedua negara.  

Fuad mengharapkan, perayaan dua hari itu bisa menggaet pengunjung sekitar 30.000 orang. Jumlah itu dua kali lipat dibandingkan Sakura Matsuri 2012 yang dikunjungi 15.000 orang. Target bukan tanpa alasan.

Dalam perayaan tahun ini, pengisi acara bertambah. Jumlah stan juga bertambah dari 25 unit tahun lalu menjadi 70 unit tahun ini.  

Direktur Penerangan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Jepang Kenichi Takeyama mengatakan, mendukung acara itu untuk memasyarakatkan budaya Jepang di Indonesia. Hubungan kedua negara yang harmonis perlu dipertahankan yang salah satunya melalui program kebudayaan.  

Bangsa Indonesia pun tidak asing dengan Jepang. Luka penjajahan Jepang mungkin masih membekas. Namun, produk-produk kebudayaan Negeri Sakura itu misalnya komik atau manga, film kartun atau anime, sinetron, film, game, musik, dan busana tetap digandrungi di Indonesia.  

Dalam konteks perekonomian, Jepang adalah negara urutan lima penanam modal terbesar di Indonesia. Nilai penanaman modal Jepang di Indonesia pada 2012 dikabarkan mencapai 1,8 miliar dollar AS atau naik hampir 10 persen daripada tahun sebelumnya.Volume perdagangan Jepang-Indonesia pun masih meningkat.

Untuk itu, sakura matsuri dalam konteks hubungan Indonesia-Jepang perlu dilihat sebagai pertanda datangnya musim semi hubungan diplomatik. Artinya, datangnya kebahagiaan hubungan kedua negara dalam bidang sosial, politik, ekonomi, dan budaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com