Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digagalkan, Penyelundupan 4 Ton BBM Ilegal

Kompas.com - 11/04/2013, 17:31 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com - Personel Direktorat Polisi Perairan Polda Sulawesi Tenggara dan Badan Pertahanan dan Keamanan Mabes Polri menangkap sebuah kapal motor (KM) yang mengangkut bahan bakar minyak (BBM) ilegal di perairan Teluk Kendari, Kamis (11/4/2013).

Polisi menyita lima ton BBM ilegal berbagai jenis, yang diangkut dengan menggunakan KM Fadlin Indah. Kapal itu, mengangkut BBM ilegal jenis minyak tanah, solar, dan bensin dari Kendari menuju Salabangka, Sulawesi Tengah.

Pihak berwenang pun telah menetapkan nakhoda kapal, Riha (58), sebagai tersangka kasus penyelundupan BBM ilegal tesebut. Warga Kecamatan Kalerong, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, itu kini harus mendekam di sel tahanan Polair Polda Sultra.

"Kapal yang memuat BBM ilegal itu ditangkap oleh kapal patroli Polri, karena tidak dilengkapi dokumen atau surat pengangkutan BBM," ungkap Kompol Irwan Andy, Kepala Seksi Penyelidikan Sub Bidang Penegakan Hukum, Kamis (11/4/2013).

Irwan mengatakan, nakhoda kapal tidak dapat menunjukkan menunjukkan bukti sebagai penyalur dari pertamina. "Mereka mengangkut BBM dari luar Sultra, sehingga kami berhak menahan dan menyita barang bukti dan menahan nahkodanya," beber Irwan.

Dikatakan Irwan, modus yang dilakukan tersangka yakni dengan mengumpulkan beberapa jenis BBM dari berbagai lokasi. ":Pelaku dijerat hukuman 5 tahun penjara karena melanggar pasal 55 UU migas nomor 22 tahun 2001," pungkas Irwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

    IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

    Whats New
    Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

    Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

    Whats New
    Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

    Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

    Whats New
    Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

    Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

    Whats New
    Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

    Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

    Whats New
    Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

    Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

    Whats New
    Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

    Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

    Whats New
    Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

    Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

    BrandzView
    Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

    Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

    Whats New
    Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

    Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

    Whats New
    Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

    Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

    Whats New
    Puasa Itu Berhemat atau Boros?

    Puasa Itu Berhemat atau Boros?

    Spend Smart
    Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

    Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

    Whats New
    Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

    Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

    Whats New
    Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

    Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com