Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buah Nusantara Muncul di Pasar

Kompas.com - 15/04/2013, 10:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Usaha pemerintah membatasi buah impor menyebabkan buah Nusantara memenuhi pasar. Buah yang jarang muncul, seperti kokosan dan sawo manila, kini muncul di pasar. Namun, pasokan buah Nusantara kurang memadai sehingga harganya tinggi.

Dari pantauan Kompas di Pasar Induk Kramat Jati, Sabtu (13/4/2013), sejumlah buah lokal, seperti jeruk medan, jeruk pontianak, dan apel malang mengalami kenaikan harga cukup tinggi.

Jeruk medan kualitas AB sejak tiga minggu lalu dijual antara Rp 1,7 juta dan Rp 2 juta per keranjang atau naik 11 persen-25 persen dari harga sebelumnya Rp 1,5 juta.

”Tingginya harga jeruk medan tidak sepenuhnya karena pembatasan impor, tetapi karena pasokannya tidak banyak. Bulan ini belum panen. Kemungkinan pada bulan enam pasokan baru bisa banyak. Jeruk medan kualitas AB dijual Rp 1 juta per keranjang,” kata Herfin Purba, salah seorang agen jeruk medan di Pasar Induk Kramat Jati.

Harga apel malang juga mengalami kenaikan. Apel malang merah super dijual Rp 500.000 per kardus, naik dari harga jual sebelumnya Rp 300.000 pada hari normal.

”Sejak dibatasi, buah yang dulu saat masih ada impor tidak dijual, seperti buah kokosan asal Bogor atau sawo manila, justru sekarang banyak yang jual,” kata Hartini, penjual buah.

Di Pasar Kebayoran juga menunjukkan sejumlah buah Nusantara ditemukan di pasar, seperti markisa, jeruk peras, sawo, dan belimbing.

Kehadiran buah Nusantara itu juga disambut konsumen. ”Saya lebih suka buah lokal karena lebih segar dan tanpa obat pengawet,” kata Nur, salah seorang pembeli di Pasar Tomang Barat.

Christiani, ibu rumah tangga yang biasa berbelanja di Jakarta Timur, mengatakan, sebelum ada pembatasan buah impor, dirinya biasa membeli buah impor karena tampilannya yang bagus dan murah. ”Dua bulan terakhir ini, saya membeli buah lokal,” ujarnya.

Ketua Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Jasa Boga Indonesia Ning Sudjito mengatakan, usaha yang dilakukan oleh pemerintah tersebut untuk melindungi petani lokal.

”Sekarang bagaimana agar petani lokal bisa menghasilkan produk yang baik. Pemerintah perlu membantu meningkatkan hasil produksi dalam negeri,” tuturnya. (K09/K10/K12)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com