Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UKM Mesti Berdaya Saing di Komunitas Ekonomi ASEAN

Kompas.com - 17/04/2013, 22:09 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Kelompok usaha kecil menengah (UKM) mesti mampu berdaya saing di Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC). Untuk  mewujudkan hal ini, pemerintah tetap berperan memberikan perlindungan sekaligus pembinaan.

Catatan tersebut mengemuka dalam diskusi pada Rabu (17/4/2013) menyambut perhelatan Indonesia Young Leader Forum II 2013  selama dua hari mulai besok, Kamis (18/4/2013) di Jakarta. Penyelenggara acara itu adalah Badan Pengurus Pusat Himpunan  Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi). Menurut Bendahara Umum BPP Hipmi Bayu Priawan Djokosoetono, pelaku bisnis UKM kebanyakan adalah pengusaha muda. "Mereka juga pengusaha pemula,"kata Bayu.

Catatan Hipmi menunjukkan kalau sumber daya manusia (SDM) usia produktif di Indonesia mencapai 140 juta orang. Angka ini setara dengan 45 persen dari total jumlah penduduk Indonesia yang kini sekitar 240 juta jiwa. Menariknya, jumlah penduduk  usia produktif Indonesia justru melebihi seluruh penduduk Filipina. Saat ini, jumlah penduduk negara anggota ASEAN itu 100 juta orang.

Secara konkret, kata Bayu yang pada kesempatan tersebut didampingi pula oleh para pengurus BPP Hipmi seperti Cecep Dharmadi  dan Pria Djan, pihaknya mendesak pemerintah mengeluarkan peraturan soal penumbuhkembangan pengusaha pemula. Selain itu, hal  penting yang patut menjadi perwujudan oleh pemerintah adalah peraturan terbaru soal AEC. "Indonesia masih punya waktu dua tahun lagi sebelum pemberlakuan AEC,"kata Bayu mengingatkan.

Bayu melanjutkan, masih terkait dengan dua peraturan itu, Hipmi meminta pemerintah melakukan kebijakan terintegrasi  terhadap seluruh peraturan menyangkut pelaku bisnis UKM. Menurutnya, perhatian besar pemerintah di sektor UKM bisa menjadi modal untuk menghadapi persaingan di AEC.

Informasi terkumpul menunjukkan sampai dengan akhir 2010, produk domestik bruto (GDP) ASEAN tumbuh lebih dari 1,8 triliun  dollar AS. Andai ASEAN merupakan entitas tunggal, pencapaian ini menempatkan ASEAN sebagai perekonomian terbesar kesembilan  setelah Amerika Serikat (AS), China, Jepang, Jerman, Perancis, Brasil, Inggris, dan Italia.

Menurut Bayu, kemudian, salah satu pembicara penting dalam Indonesia Young Leader Forum II 2013 adalah Presiden Susilo  Bambang Yudhoyono.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com