Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebanyak 89 Persen Masyarakat Indonesia Menabung

Kompas.com - 22/04/2013, 19:25 WIB
Anastasia Joice

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Berdasarkan survei yang dilakukan MasterCard dalam MasterCard Survey on Consumer Purchasing Priorities mengenai pengelolaan keuangan menunjukan bahwa 89 persen dari masyarakat Indonesia telah menyisihkan pendapatan atau menabung dalam jumlah yang lebih banyak atau tetap dalam rencana enam bulan ke depan.

Secara umum, prioritas utama masyarakat Indonesia dalam hal menabung didominasi untuk tujuan-tujuan seperti investasi untuk masa depan, dana pensiun, kebutuhan properti (membeli atau merenovasi rumah), dan juga untuk membeli kendaraan.

Demikian keterangan dari MasterCard yang dikeluarkan di Jakarta, Senin (22/4/2013). Secara lebih rinci, dari survei terhadap 417 responden tersebut, mayoritas responden hanya menyisihkan 1-10 persen dari total pendapatan mereka, disusul oleh masyarakat yang menyisihkan 11-20 persen dari hasil pendapatannya dan seterusnya diikuti oleh masyarakat yang menyisihkan 20-30 persen di posisi ketiga. Secara rata-rata, para responden Indonesia menunjukkan bahwa persentase penghasilan yang disisihkan atau ditabungkan adalah 13 persen dari total penghasilan.

MasterCard dalam survei tersebut juga menganalisis prediksi masyarakat mengenai berapa lama mereka bisa bertahan hanya dengan mengandalkan tabungan apabila mereka kehilangan sumber pendapatan utama mereka. Hasil survei menunjukkan 25 persen dari total responden percaya bahwa mereka mampu bertahan selama lebih dari enam bulan walau hanya bergantung pada uang tabungan saja.

Tiga bulan merupakan jangka waktu yang dipercaya oleh 20 persen responden untuk dapat bertahan sementara 18 persen responden percaya bahwa mereka hanya mampu bertahan selama dua bulan jika mereka kehilangan sumber pendapatan utama sekarang.

Dalam survei tersebut juga terungkap bahwa masyarakat Indonesia menunjukkan rasa keinginan untuk menikmati hasil jerih payah selama bekerja saat masa pensiun mereka datang. Sebanyak 61 persen responden Indonesia optimistis rentang umur 51-60 tahun merupakan umur pensiun dengan dukungan finansial cukup bagi mereka. Sementara itu, 28 persen dari total responden menunjukan optimisme dengan keyakinan di usia 50 tahun atau lebih muda sebagai usia dengan dukungan finansial yang cukup. Usia 61-70 tahun adalah usia yang dianggap "aman" oleh 11 persen dari total responden Indonesia.

Dari hasil survei tersebut menunjukkan usia 56 menjadi usia rata-rata bagi responden di Indonesia sebagai usia pensiun dengan dukungan finansial yang cukup.

Dalam hal investasi, survei ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sudah mulai cermat dan bertindak secara hati-hati dalam melakukan perbandingan terhadap produk-produk investasi yang tersedia dan memilih produk investasi yang paling tepat dengan kebutuhan mereka. Mayoritas masyarakat Indonesia pun telah menaruh perhatian yang dalam mengenai hal investasi mana kala mereka secara rutin memonitor situasi dan kondisi investasi mereka.

Irni Palar, Country Manager MasterCard Indonesia mengungkapkan, "Hasil Survei MasterCard pada Consumer Purchasing Priorities for H2 2012 untuk pengelolaan keuangan menunjukkan adanya perkembangan yang sangat menggembirakan dari masyarakat Indonesia. Sebagian besar masyarakat kita telah mulai sadar akan pentingnya menabung bagi persiapan masa depan mereka."

"Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, MasterCard turut gembira melihat kenyataan bahwa masyarakat mulai mengerti akan pentingnya pola pengelolaan keuangan yang lebih baik. Dengan memiliki pola pengelolaan keuangan yang lebih baik, ke depannya kita dapat berharap adanya peningkatan kualitas hidup, baik bagi pribadi maupun keluarga mereka," imbuhnya.

Pada survei MasterCard Consumer Purchasing Priorities-Money Management, MasterCard juga melakukan analisis mengenai tindakan yang akan diambil oleh para responden apabila pendapatan rutin mereka mengalami penurunan atau potongan sebanyak 15 persen. Dari hasil survei tersebut para responden memilih untuk melakukan penghematan dengan cara mengurangi makan di luar rumah sebagai pengeluaran pertama yang harus dipotong. Pilihan terbanyak kedua adalah menggunakan biaya tabungan bulanan mereka. Pilihan terbanyak ketiga yang dipilih oleh masyarakat apabila pendapatan mereka turun adalah dengan memotong biaya liburan domestik mereka.

Selain menganalisis tentang tiga pengeluaran yang harus dikorbankan apabila mengalami penurunan pendapatan, survei juga menganalisis hal sebaliknya, yaitu apabila para responden mendapatkan bonus atau uang lebih dari pendapatan rutin mereka. Membeli tiket-tiket event adalah pilihan pengeluaran utama para responden apabila mendapatkan bonus, disusul oleh pilihan untuk menabung uang lebih atau bonus tersebut, ditempat ketiga pilihan favorit dari para responden adalah mentraktir orang-orang terdekat seperti keluarga atau pasangan di sebuah restoran.

MasterCard Survey on Consumer Purchasing Priorities dirilis dua kali dalam setahun, bertujuan untuk menunjukkan prioritas belanja konsumen, termasuk pendidikan, perjalanan, makan dan hiburan, manajemen keuangan, dan konsumsi barang mewah di 14 pasar di Asia Pasifik. Survei dan laporan yang menyertainya tidak mencerminkan kinerja keuangan MasterCard.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com