Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK: BBM Dua Harga Tak Akan Jalan

Kompas.com - 24/04/2013, 19:03 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden RI periode 2004-2009 M Jusuf Kalla atau akrab disapa JK berpendapat, sebaiknya pemerintah membuat kebijakan pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) dengan satu harga. JK yakin kebijakan dua harga akan sulit diimplementasikan.

"Ini masalah yang tidak ada yang enak. Pasti semua tidak enak. Tapi dipilihlah yang risikonya paling kecil. Naikkan saja harga secara rata-rata, tidak perlu maksimum. Kalau dua harga tidak akan jalan," kata JK di Jakarta, Rabu (14/4/2013).

Sebelumnya, pemerintah memberikan sinyal akan mengurangi subsidi BBM bagi pengguna mobil pribadi dengan menerapkan harga Premium pada kisaran Rp 6.500 per liter. Sementara itu, pengguna sepeda motor dan angkutan umum masih bisa membeli Premium dengan harga Rp 4.500 per liter. Implementasi kebijakan tersebut diperkirakan paling cepat akhir April ini.

JK mengingatkan potensi penyimpangan jika diberlakukan kebijakan dua harga BBM. Salah satunya, kata dia, bisa saja sopir angkutan umum malah lebih menguntungkan jika menjual BBM yang dibeli ketimbang mengoperasikan angkutannya.

JK menambahkan, pemerintah memang seharusnya mengurangi subdisi BBM lantaran sudah terlalu besar. Akibatnya, kata dia, anggaran untuk pembangunan infrastruktur di daerah kurang. Padahal, infrastruktur itu digunakan oleh rakyat.

"Justru akan inflasi kalau tidak dinaikkan. Seperti sekarang, harga tidak dinaikan lalu dibatasi BBM (bersubdisi). Akibatnya mobil antre (di SPBU), angkutan akan berkurang, barang telat (diantar). Itukan menyebabkan harga lebih mahal, akhirnya akan inflasi," kata JK.

Meski jumlah kendaraan pelat hitam dengan pelat kuning hampir sama, ucap JK, tetapi penggunaan BBM pelat kuning jauh lebih besar. Rata-rata, katanya, kendaraan pelat hitam menghabiskan 10 liter per hari. Namun, mobil plat kuning bisa mencapai 60 liter per hari.

Politisi Partai Golkar itu juga tak sependapat jika kebijakan BBM satu harga disebut akan berimbas ke rakyat miskin. Menurut dia, rakyat miskin hanya terkena imbas ketika penghapusan subsidi minyak tanah. Masalah itu sudah dilalui.

"Efeknya kecil sekali. Tapi paling penting, apa pun (kebijakan pemerintah) laksanakanlah. Mau satu harga, dua harga, tiga harga, yang penting laksanakan. Kita tidak bicara harga naik, kita bicara bangsa. Bangsa ini perlu jalan baik, jembatan baik, pengairan baik, pertanian baik. Supaya ada dana untuk jalan, sekolah, rumah sakit, maka subsidi (BBM) harus dikurangi. Kita tidak bicara kasih susah orang, kita bicara kasih enak orang," pungkas JK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

    Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

    BrandzView
    Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

    Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

    Whats New
    Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

    Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

    Whats New
    Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

    Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

    Whats New
    Puasa Itu Berhemat atau Boros?

    Puasa Itu Berhemat atau Boros?

    Spend Smart
    Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

    Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

    Whats New
    Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

    Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

    Whats New
    Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

    Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

    Whats New
    Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

    Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

    Spend Smart
    Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

    Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

    Whats New
    Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

    Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

    Whats New
    Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

    Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

    Whats New
    Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

    Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

    Whats New
    Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

    Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

    Whats New
    Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

    Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com