Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompensasi Kenaikan Harga BBM untuk Tarik Simpati Rakyat?

Kompas.com - 24/04/2013, 22:02 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah Saleh Daulay menilai bahwa kompensasi atas rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi hanya menjadi alat untuk menarik simpati masyarakat. Menurut dia, pemberian bantuan langsung tunai (BLT) hanya dijadikan alat politik bagi partai tertentu.

"Kenapa baru dinaikkan sekarang? Apa karena BLT untuk menarik simpati rakyat pada partai tertentu," kata Saleh di sela-sela "Diskusi Publik Nasional Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah" di Gedung Dakwah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2013).

Saleh menyampaikan, selama ini pemerintah selalu memberikan BLT untuk meredam gejolak dari kenaikan harga BBM. Ia menilai pemberian BLT belum terbukti efisien karena kebijakan itu belum pernah dievaluasi.

Saat diminta pendapatnya mengenai wacana pemberlakuan BBM dua harga, Saleh menilai hal itu sulit diterapkan karena akan terjadi banyak masalah teknis dan berpotensi memicu penimbunan BBM. Untuk itu, kata Saleh, PP Muhammadiyah mendesak pemerintah untuk melakukan kajian jelas sebelum kenaikan harga BBM benar-benar diwujudkan. Pendapat masyarakat juga perlu diperhatikan guna mengakomodasi semua masukan dan tak merugikan semua pihak.

"BBM ini perdebatan luar biasa. Jangan sampai kebutuhan orang dijadikan kepentingan politik," ujarnya.

Dalam rapat di kantor Wakil Presiden, Selasa (23/4/2013), Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan bahwa kompensasi kenaikan harga BBM  bersubsidi diusulkan menjadi satu paket. Dengan demikian, masyarakat akan menerima kompensasi dengan sekaligus.

"Rapat itu hanya memantapkan program-program yang sudah ada, ada beras untuk rakyat miskin, bantuan siswa miskin (BSM), dan Program Keluarga Harapan (PKH). Ini tidak ada sesuatu yang baru, tetapi hanya pemantapan dalam satu paket," kata Hatta, Selasa, di Jakarta.

Namun, Hatta enggan menjelaskan sistem kompensasi dan apa saja kompensasi yang diberikan kepada masyarakat setelah adanya kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi pada Mei nanti. "Teknis itu nanti saja," ujarnya.

Wakil Menteri Keuangan Anny Rahmawati mengatakan, pemberian kompensasi ini akan mengubah postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan karena sudah ada anggaran terkait kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

    Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

    Whats New
    Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

    Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

    Whats New
    Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

    Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

    Whats New
    Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

    Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

    Whats New
    Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

    Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

    Whats New
    Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

    Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

    Spend Smart
    Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

    Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

    Whats New
    Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

    Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

    Work Smart
    Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

    Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

    Work Smart
    Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

    Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

    Whats New
    Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

    Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

    Work Smart
    Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

    Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

    Whats New
    HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

    HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

    Rilis
    Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

    Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

    Whats New
    Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

    Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com