Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mengendarai Mobil A/T yang Benar

Kompas.com - 28/04/2013, 19:47 WIB
Hermas Effendi Prabowo

Penulis

KOMPAS.com - Mobil bertransmisi otomatis (automatic transmissions-A/T) sudah menjadi kebutuhan. Apalagi di kota besar seperti Jakarta, yang sering macet. Selain karena lebih nyaman, mengendarai mobil A/T tak jarang membuat pengendara lebih sabar menghadapi tekanan psikologis akibat diterpa kemacetan.

Meski memberi kenyamanan, belum banyak pengguna mobil bertransmisi otomatis yang paham bagaimana mengemudikan mobil A/T secara benar, agar kinerja mobil bisa optimal. Dan, kenyamanan benar-benar bisa dirasakan.

Tulisan ini khusus membahas cara mengemudikan mobil A/T sistem "konvensional" dengan empat tingkat kecepatan. Disebut "konvensional" karena aplikasi teknologinya sederhana, tidak begitu kompleks. Belum dilengkapi moda sport/power. Sensasi berkendaranya pun, tidak berbeda jauh dengan mobil bertransmisi manual.

Bedanya hanya soal berpindahan kecepatan yang berlangsung otomatis, tanpa perlu menekan pedal kopling. Pilihan moda pengoperasiannya hanya P, R, N, D, D-3 atau 3 (OD), 2, dan L.

Berikut cara pengoperasiannya:

1. P (park/parkir). Pada saat tuas transmisi otomatis berada/digeser ke posisi P, memungkinkan mesin mobil dihidupkan (run) tanpa mobil berjalan karena sistem pengunci parkir bekerja (parking lock assembly).

Pada posisi P ini, tekanan oli yang terbangun dalam transmisi, akan langsung dikembalikan ke bak penampungan. Belum bekerja menggerakkan serangkaian alat kontrol penggerak transmisi (control devices). Produsen transmisi otomatis mempertimbangkan berbagai aspek keselamatan pengendara. Misalnya, mesin mobil hanya bisa dihidupkan saat tuas ada di posisi P atau N (neutral).

Bayangkan apa jadinya, bila di semua pilihan moda transmisi, mesin mobil bisa dihidupkan. Begitu mobil distarter, langsung jalan. Sangat berbahaya. Untuk lebih aman, pada saat parkir, pastikan tuas transmisi ada di posisi P, menghindari mobil meluncur sendiri, tanpa dikehendaki.

2. R (reverse/mundur). Memungkinkan mobil berjalan mundur. Kebanyakan mobil A/T, akan terasa entakan ketika kita menggeser tuas transmisi dari posisi P ke R. Ini akibat terjadi peningkatan tekanan oli dalam sistem hidrolis dalam ruang transmisi. Peningkatan tekanan oli ini, atau yang dikenal dengan istilah booster, bertujuan meningkatkan daya cengkeram-mekanik pelat kopling dengan pelat baja dalam sistem transmisi otomatis. Tujuannya untuk menghindari slip kopling saat terjadi perpindahan torsi dari mesin ke roda penggerak.

3. N (neutral/netral). Pada saat tuas transmisi otomatis digeser ke posisi N, memungkinkan mesin mobil hidup tanpa mobil bisa berjalan. Biasanya, posisi N dipilih pada saat pengendara ingin mobil berhenti sejenak. Misalnya pada saat lampu lalu lintas menyala merah. Selain menghemat kampas rem dan kampas kopling/pelat baja, menggeser tuas ke posisi N lebih aman, mencegah mobil nyelonong tanpa dikehendaki. Posisi N juga bisa dipilih saat mobil parkir paralel. Sama saat tuas di posisi P, pada saat di posisi N, umumnya mesin mobil bisa dihidupkan.

4. D (drive). Tuas transmisi di posisi D, memungkinkan mobil berjalan/melaju dengan perpindahan kecepatan berlangsung secara otomatis, mulai dari gear 1st umumnya sampai gear 3rd (gear 3rd dengan rasio gear 1 : 1). Perpindahan kecepatan secara otomatis tanpa harus menginjak pedal kopling, layaknya mobil bertrasnamisi manual.

Pada saat tuas di posisi D, perpindahan kecepatan-otomatis akan terjadi hanya dengan menekan pedal gas. Perpindahan kecepatan terjadi seiring peningkatan kecepatan mobil yang dimonitor oleh sensor kecepatan mobil (vehicle speed sensor/VSS). Posisi tuas di D, memungkinkan kendaraan berakselerasi.

Caranya tinggal menekan pedal gas lebih dalam. Maka secara otomatis rasio gear akan turun satu tingkat. Bila semula gear rasio ada di posisi 4th, turun ke 3rd, dari 3rd turun ke 2nd, dan dari 2nd turun ke 1st. Akselerasi diperlukan saat hendak mendahului kendaraan lain atau saat akan memacu mobil lebih cepat.

Pada saat pedal gas ditekan, tegangan listrik yang diatur throttle position sensor (TPS) memberi sinyal ke sistem elektronik transmisi otomatis (transmission control unit/TCU atau powertrain control module/PCM) untuk mengalihkan tekanan oli ke posisi gear yang lebih rendah, sehingga akselerasi terjadi.

Rasio gear akan kembali meningkat, ketika laju kendaraan seperti yang dimonitor VSS mencapai kecepatan tertentu. Setiap kendaraan, rasionya berbeda-beda, diatur secara terkomputerisasi oleh TCU/PCM.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com