Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8.000 Perusahaan Wajib Tera

Kompas.com - 01/05/2013, 20:50 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Delapan ribu perusahaan nasional dan multinasional yang melakukan produksi di Indonesia, masuk ke dalam perusahaan wajib tera yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan.

"Hingga akhir 2012, sebanyak 8.000 perusahaan nasional maupun multi nasional wajib tera alat ukur, takar timbang dan perlengkapanya. Mereka wajib tera setiap tahun," kata Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurti, pada ASEAN Cpnsultative Commitee for Standard and Quality Working Group 3 on Legal Metrology (ACCSQ WG3) ke-19 di Bandung, Rabu (1/5/2013).

Menurut Wamendag, perusahaan-perusahaan itu yang selama ini melakukan produksi dan dipasarkan di dalam negeri maupun diekspor. Bayu menyebutkan, segala sesuatu yang terkait produksi dipastikan berkenaan dengan alat ukur dan kemetrologian.

Terkait ukuran dan timbangan, menurut dia, merupakan bentuk jaminan kepastian guna meningkatkan kepercayaan konsumen kepada perusahaan.

"Terkait tera ulang alat ukur dan takaran sudah diatur dalam UU. Setiap perusahaan yang ditetapkan untuk melakukan tera alat ukurnya, dan diverifikasi secara berkala," kata Bayu.

Ia menyebutkan, sanksi atas pelanggaran atau pembiaran melakukan tera ulang jelas masuk kategori pidana dan termasuk kelalaian hukum," katanya.

Kesadaran perusahaan atau pelaku usaha di Indonesia untuk tera ulang alat ukurnya terus meningkat, seiring gencarnya sosialisasi yang dilakukan serta semakin sadarnya konsumen akan hak-haknya yang menyangkut ukuran dan timbangan.

"Aturannya jelas, tidak hanya peraturan menteri tapi lebih tinggi yakni UU, ke sananya lagi ada ayat Al Quran yang mengatur tentang timbangan dan ukuran itu," kata Bayu.

Bayu mengakui bila layanan tera itu terkendala jumlah personel yang memiliki klasifikasi khusus. Namun dengan aturan baru, peneraan alat ukur itu tidak lagi dilakukan dengan mendatangi perusahaan, namun paradigmanya dibalik dimana perusahaan wajib melakukan tera ulang dengan mendatangi posko yang disiapkan.

Selain itu dari sisi biaya, menurut Wamendag tidak memberatkan yakni Rp 3.000 untuk alat timbangan, atau untuk satu alat ukur SPBU senilai Rp 20.000.

"Bila dikelola akan mejadi PAD, dan itu tidak akan memberatkan. Tera ulang hanya dilakukan oleh orang-orang yang telah memiliki sertifikasi metrologi legal, tidak sembarangan. Dan hasilnya Indonesia menjadi negara yang memiliki kualifikasi metrologi legal yang baik di ASEAN," kata Bayu

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com