Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi AS dan China Melemah, Harga Minyak Dunia Jatuh

Kompas.com - 02/05/2013, 06:39 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak dunia jatuh pada Rabu (Kamis pagi WIB), terseret turun oleh tanda-tanda baru pelemahan ekonomi di Amerika Serikat dan China.

Harga minyak juga merosot setelah laporan persediaan Amerika Serikat menunjukkan stok minyak mentahnya berada pada titik tertinggi dalam lebih dari 30 tahun.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni menetap di 91,03 dolar AS per barrel, turun 2,43 dollar AS atau sekitar 2,6 persen.

Patokan Eropa, minyak mentah berjangka Brent North Sea untuk pengiriman Juni, kehilangan 2,42 dollar AS menjadi ditutup pada 99,95 dolar AS per barrel. Penurunan tersebut terjadi setelah aliran data ekonomi mengecewakan dari AS dan China, dua negara konsumen minyak utama dunia.

Sektor swasta AS hanya menambahkan 119.000 lapangan pekerjaan pada April, tingkat terendah dalam tujuh bulan, menurut perusahaan penggajian (payroll) ADP.

Aktivitas manufaktur AS juga melambat pada April, menurut sebuah laporan oleh Institute for Supply Management. Indeks pembelian manajer (PMI) manufaktur ISM turun menjadi 50,7 pada April dari 51,3 pada Maret, tidak jauh di atas batas 50 poin yang memisahkan pertumbuhan dan kontraksi.

Pada pagi harinya, China melaporkan penurunan aktivitas manufaktur, dengan PMI China merosot menjadi 50,6 pada April dari 50,9 pada Maret. "Secara keseluruhan itu tidak benar-benar menunjukkan lingkungan pertumbuhan permintaan yang cepat," kata Kyle Cooper, managing partner di IAF Advisors di Houston, Texas.

Di sisi penawaran, laporan mingguan persediaan minyak AS pada Rabu menunjukkan persediaan minyak mentah AS berada pada tingkat tertinggi sejak pemerintah mulai mengumpulkan data pada 1982.

Stok minyak mentah melonjak 6,7 juta barel, jauh di atas 800.000 barel yang diperkirakan oleh analis, menurut survei oleh Dow Jones Newswires. Stok yang berada di tertinggi dalam sejarah itu merupakan suatu tanda dari ledakan produksi AS dengan meningkatnya minyak serpih (shale).

"Itu hanya menunjukkan peran serpih ini sedang meningkat," kata Matt Smith, seorang analis di Schneider Electric, sebuah perusahaan manajemen energi. "Ini memberitahu kita bahwa kita berada di tengah-tengah ’booming’ minyak."

Harga minyak menguat sedikit pada sore hari menyusul berita bahwa Federal Reserve AS akan mempertahankan langkah-langkah stimulus agresif. Namun tindakan Fed, yang sudah diperkirakan, hampir tidak cukup untuk membawa minyak ke wilayah positif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com