Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saratoga Kebut Jalan Tol Cikampek-Palimanan

Kompas.com - 02/05/2013, 07:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan Jalan Tol Cikampek-Palimanan sejauh 116 kilometer terus dikebut sejak konstruksi fisiknya dimulai Februari lalu dan diharapkan akan selesai dalam 28 bulan ke depan. Pembebasan lahan yang selama ini menjadi kendala sudah rampung 100 persen.

Presiden Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Tbk Sandiaga Salahuddin Uno kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (1/5/2013), mengemukakan, perusahaan infrastruktur PT Lintas Marga Sedaya, anak perusahaan Saratoga, kini terus bekerja maraton untuk bisa merampungkan jalan tol ini dalam tempo 28 bulan. ”Diharapkan proyek ini sudah siap pada 2015,” ujar Sandiaga.

Sandiaga, ditemani Direktur Pengembangan Bisnis PT Saratoga Investama Sedaya Tbk Michael Soeryadjaya, mengemukakan, proyek jalan tol ini senilai Rp 12 triliun dan Saratoga berkomitmen segera menyelesaikannya. ”Semua dana dikerahkan untuk proyek infrastruktur yang merupakan sebuah kebanggaan bagi Saratoga,” ujar Sandiaga.

Saratoga, ujar Sandiaga, kini berkonsentrasi pada tiga pilar usaha utama, yakni pada sektor sumber daya alam, infrastruktur, serta produk dan layanan konsumen. ”Kini total ada 15 perusahaan dengan sekitar 30.000 karyawan. Saratoga ini sifatnya bukan induk perusahaan (holding company), tetapi lebih perusahaan aktif investasi,” ujarnya.

Lintas Marga Sedaya yang membangun Jalan Tol Cikampek-Palimanan merupakan bagian dari sektor infrastruktur yang digarap Saratoga. Selain itu ada Tower Bersama yang memiliki 8.439 menara telekomunikasi, Medco Power yang menyediakan energi bersih, dan Tri Wahana Universal yang menggarap kilang minyak di Jawa Timur.

Adaro Energi dalam pertambangan batubara serta Interra Resources Limited yang bergerak dalam migas eksplorasi dan produksi merupakan usaha sumber daya alam. Saratoga juga mengembangkan Mitra Pinasthika Mustika dalam distribusi dan pembiayaan sepeda motor serta pelumas Federal untuk usaha produk dan pelayanan konsumen. Saratoga, yang didirikan Sandiaga dan Edwin Soeryadjaya pada 1997, juga masuk dalam sektor pertanian, yakni Provident Agro di perkebunan kelapa sawit dan Agro Maju Raya dalam minyak kelapa sawit.

”Mitra Pinasthika Mustika akan segera menjual saham perdana (IPO/initial public offering) pada Mei mendatang. Kami melepaskan 22,2 persen saham dengan harga Rp 1.500-Rp 2.000 per lembar dengan target menghimpun Rp 1,5 triliun sampai Rp 2 triliun,” ujar Sandiaga. Dana hasil IPO ini digunakan untuk pengembangan usaha.

Sejak 2012

Proyek pembangunan Jalan Tol Cikampek-Palimanan, Jawa Barat, merupakan bagian dari jaringan tol trans-Jawa. Berdasarkan catatan Kompas, dana pembangunan tol ini, antara lain, dibiayai sindikat 22 perbankan dan keuangan yang memasok Rp 8,8 triliun bagi PT Lintas Marga Sedaya yang disebut sebagai perusahaan patungan Indonesia- Malaysia. Kesepakatan soal dana ini dicapai September 2012.

Disebutkan, dalam sindikasi itu, Bank Central Asia (BCA) dan Bank DKI menjadi kreditor terbesar sehingga menjadi pemimpin sindikasi tersebut. BCA mengucurkan Rp 3,3 triliun, sementara Bank DKI mengucurkan Rp 2,06 triliun.

”Pembebasan lahan yang sebelumnya menjadi kendala kini sudah rampung 100 persen. Kini semua dana dan tenaga dikerjakan untuk mengebut jalan tol ini,” ujar Sandiaga. Dia memperkirakan investasi jalan tol ini baru kembali dalam 20 tahun.

Saat penandatanganan sindikasi 22 perbankan dan lembaga keuangan dilaporkan, penyelesaian pembebasan lahan sudah 98 persen di seputar Palimanan, Cirebon. ”Semuanya sudah selesai. Justru hambatan datang dari sejumlah politisi yang meminta ganti rugi hingga lima kali lipat dari harga pasar yang ada,” ujar Sandiaga.

Menurut Chaeruddin Syah Nasution, anggota Badan Pengawas Jalan Tol, saat ini ada 25 jalan tol menunggu pembiayaan. ”Secara ekonomi, semua jalan tol layak untuk dibangun. Namun, secara finansial, tidak semua layak. Jadi, kita akan memprioritaskan jalan tol yang layak ekonomi ataupun finansial,” tutur Chaeruddin. (ppg)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com