Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinyal Pelambatan di Tiga Bulan Pertama

Kompas.com - 07/05/2013, 03:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Perekonomian Indonesia pada triwulan I-2013 tumbuh 6,02 persen atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2012 sebesar 6,3 persen. Di tengah ketidakpastian perekonomian global, kenyataan ini mengirimkan sinyal akan adanya pelambatan pertumbuhan di dalam negeri.

Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin, dalam keterangan pers di Jakarta, Senin (6/5), menyatakan, produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2013 adalah Rp 2.146 triliun. PDB adalah indikator pertumbuhan ekonomi yang banyak digunakan karena dianggap paling mencerminkan kondisi makroekonomi suatu negara.

Realisasi PDB triwulan I-2013 tersebut jika dibandingkan dengan realisasi PDB triwulan I-2012 mengalami pertumbuhan sebesar 6,02 persen. Sumber pertumbuhan utama berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 2,87 persen.

Berikutnya adalah pembentukan modal tetap bruto sebesar 1,44 persen serta ekspor barang dan jasa 1,62 persen dikurangi impor barang dan jasa sebesar 0,16 persen. Belanja pemerintah adalah sumber pertumbuhan terkecil, yakni 0,03 persen.

Dari sisi produksi, pertumbuhan triwulan I-2013 didukung olah hampir semua sektor, kecuali pertambangan dan penggalian yang turun 0,43 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,98 persen.

Dari sisi sebaran, pertumbuhan masih didominasi Jawa dan Sumatera. Kontribusi kedua daerah itu adalah 57,7 persen dan 23,99 persen. Sisanya dari Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara. Kontribusi terkecil dari Maluku dan Papua.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan, pertumbuhan ekonomi triwulan I-2013 melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012. Ini antara lain disebabkan penyerapan belanja pemerintah belum tinggi, terutama belanja modal yang memiliki efek ekonomi berantai.

Meski demikian, ia optimistis pertumbuhan akan menguat pada triwulan berikutnya meski tak akan mencapai target asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2013. Dari target 6,8 persen, ia memperkirakan realisasinya mengarah ke 6,4 persen.

Secara terpisah, Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, A Tony Prasetiantono menyatakan, pelambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2013 sudah banyak diperkirakan. Kombinasi sejumlah faktor menjadi penyebabnya.

Inflasi yang relatif tinggi selama triwulan I-2013 dibandingkan triwulan sebelumnya, yakni 2,43 persen, menggerus daya beli masyarakat. Akibatnya, belanja rumah tangga melambat.

Penyerapan anggaran pemerintah, kata Tony, juga melambat. Salah satunya akibat masih banyaknya blokir anggaran di sejumlah kementerian dan lembaga negara karena belum menuntaskan pembahasan anggaran tahun 2013. (LAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com