Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duh, Tiap Tahun Lahan Pertanian di Jateng Susut 350-400 Ha

Kompas.com - 07/05/2013, 04:11 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com — Laju penyusutan lahan produktif akibat alih fungsi lahan di Jawa Tengah mencapai rata-rata 350-400 hektar per tahun. Data ini disebut menjadi ancaman serius bagi produksi beras nasional yang 60 persennya disumbang dari pertanian di Jawa.

"Semua lahan produktif tidak boleh dialihfungsikan, harus stop. Jawa itu harus nol, tidak boleh ada alih fungsi lahan," tegas Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Holtikultura Provinsi Jawa Tengah, Aris Budiono, di Ungaran, Senin (6/5/2013). Dia mengatakan, alih fungsi lahan pertanian produktif, khususnya di Jawa, melanggar peraturan perundang-undangan. 

"Janganlah memainkan aturan tata ruang. Data yang kami catat lahan produktif di Jawa tengah itu berkurang 350 sampai 400 hektar per tahun. Gede itu!" kecam Aris. Praktik alih fungsi lahan produktif, ujar dia, jelas tak terlepas dari peranan pemerintah daerah.

Aris mencontohkan kasus alih fungsi lahan menjadi tempat usaha "Kampung Rawa" di kawasan jalan lingkar Ambarawa. "Kampung Rawa itu alih fungsi lahannya tidak boleh. Takana bupatine (tanyalah bupatinya, red) atau BPN berapa luas yang alih fungsi lahan?" ujar dia. Bila disebutkan luas alih fungsi itu, seharusnya persetujuan gubernur tak akan ada karena jelas melanggar UU.

Banyaknya politisi dan pejabat daerah termasuk gubernur ke lokasi tersebut, menurut Aris, adalah politisasi persoalan, seolah-olah melegalkan praktik alih lahan. "Kalau Pak Bibit datang ke sana, itu bukan berarti gubernur setuju. Itu kan kata pemilik warungnya, itu saya gak setuju, itu dipolitisir saja," kecam dia.

Kesan yang hendak dimunculkan, menurut Aris, adalah gubernur sudah mengizinkan alih fungsi lahan untuk usaha tersebut. "Penggunaan lahan dari sawah menjadi non-sawah itu tidak boleh," tegas dia.

Persoalan alih fungsi lahan di Jawa Tengah ini, menurut Aris, sudah pada taraf sangat mengkhawatirkan. Sebab, secara nasional, 60 persen produksi nasional adalah dari lahan pertanian di Jawa. "Coba sampean cari data di dunia mana pun. Lahan Jawa itu adalah 60 persen produksi beras nasional. Kalau yang 60 persen itu tiap hari berkurang, isa-isa awake dewe sesuk mangan plastik," katanya.

Selama ini, sejumlah daerah beralasan alih fungsi lahan diperlukan untuk mendukung perindustrian. Namun, menurut Aris, semestinya pengembangan industri bisa menggunakan lahan nonproduktif asal didukung infrastruktur yang bagus, seperti jalan raya dan sarana umum lainnya, sehingga lahan nonproduktif bisa digunakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com