Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lampu Kuning bagi Pemerintah Indonesia

Kompas.com - 07/05/2013, 20:58 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Lembaga pemeringkat asing Standard and Poors (S&P) serta Moodys telah mengingatkan Indonesia soal kondisi fundamental dalam negeri. Untuk itu, pemerintah Indonesia harus mewaspadainya agar tidak merugikan perekonomian sendiri.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengatakan, peringatan lembaga pemeringkat asing ini seharusnya menjadi catatan yang harus diperbaiki oleh pemerintah, khususnya dalam hal kondisi fundamental dalam negeri.

"Kita jangan terlena dengan fundamental dan investment grade yang kita dapatkan, apalagi S&P serta Moodys telah memberi peringatan. Ini negatif kredit yang artinya bisa menjadi potensi negatif di masa mendatang. Ini jadi catatan sendiri bagi pemerintah," kata Destry saat ditemui di Kampus Perbanas Jakarta, Selasa (7/5/2013).

Destry menambahkan, pemerintah saat ini memiliki tugas utama yang belum dibereskan, yaitu memperbaiki kondisi fiskal, baik neraca perdagangan maupun defisit anggaran. Kondisi fiskal yang defisit ini karena pemerintah memang lambat mengurus kebijakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Saat ini pemerintah memang mengalokasikan dana untuk subsidi energi di atas Rp 300 triliun, termasuk subsidi untuk harga BBM. Padahal, subsidi energi itu justru malah dinikmati oleh orang kaya. Artinya, subsidi energi, khususnya subsidi BBM, malah tidak tepat sasaran.

"Yang terpenting adalah dana (anggaran subsidi energi) yang kita pakai sudah sangat tidak efisien. Jadi bukan karena naik atau tidak. Dana subsidi energi ini seharusnya bisa lebih terarah, orang miskin bisa lebih mendapatkan dampaknya karena pelaku bisnis sudah siap," tambahnya.

Seperti diberitakan, lembaga S&P baru saja merilis penurunan outlook peringkat surat utang Pemerintah Indonesia dari positif stabil. Adapun lembaga Moodys memperingatkan pemerintah Indonesia bisa mengalami defisit keuangan tahun ini hingga sebesar 3,8 persen. Hal itu terjadi bila pemerintah tidak mengurangi subsidi BBM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com