Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keputusan yang Menggelincirkan Harga

Kompas.com - 12/05/2013, 02:54 WIB

Harga saham Manchester United pada Rabu (8/5) sempat turun. Ketika itu, Sir Alex Ferguson (71) mengumumkan akan pensiun. Bagi sebagian investor, mundurnya Ferguson meningkatkan risiko ketidakpastian dalam berinvestasi di saham MU.

 

”Kepergian Ferguson seperti Apple kehilangan Steve Jobs,” ujar ahli bisnis olahraga AT Kerney. Ferguson memang magnet. Pembaca berita mundurnya Ferguson di situs Guadian.com saja mencapai 5,75 juta orang, melebihi pembaca mundurnya Paus Benediktus XVI.

Setelah melantai di bursa New York Agustus lalu dengan harga awal 14 dollar AS per saham, saham MU sudah naik 35 persen. Kinerja saham MU di atas indeks S&P 500. Rabu lalu, saham MU sempat merosot hingga 5,5 persen menjadi 17,7 dollar AS per saham. Penurunan itu tidak berlangsung lama. Pada akhir perdagangan, saham MU hanya melemah 1,8 persen menjadi 18,4 dollar AS. Kamis (9/5), saham MU melorot lagi 2 persen setelah ada pengumuman penunjukan David Moyes sebagai pengganti Ferguson.

”Pergantian Ferguson merupakan momen penting dan akan dipantau pemegang saham dengan penuh perhatian juga ketidakpastian. Pengganti Ferguson merupakan satu faktor yang menentukan tingkat kepercayaan investor,” ujar analis City Index, London, Joshua Raymond.

Musim panas ini, Chief Executive MU David Gill juga akan mundur. Melihat transisi yang terjadi, ada dugaan para investor MU akan bereaksi berlebihan. Namun, pergerakan saham di pasar modal bukanlah barometer terbaik. Pasalnya, investor tidak memperlakukan klub sepak bola seperti sebuah perusahaan.

MU merupakan klub terbesar di dunia, tetapi bukan entitas bisnis yang cukup baik. Dua pos pendapatan MU terbesar berasal dari hak siar dan sponsor. Hampir separuh pendapatan MU digunakan untuk membayar pemain, 343 juta dollar AS pada 2012. Laba bersihnya pun hanya 69 juta dollar AS. Awal Mei lalu, klub ini punya utang 565 juta dollar AS, turun 16 persen dari sembilan bulan sebelumnya.

Investor tentu senang jika Moyes dapat mengumpulkan lebih banyak gelar, sekaligus membantu memperbaiki kinerja keuangan MU. Walaupun investor tidak memandang MU sebagai perusahaan, investor tetap merindukan dividen. (Guardian/CNN Money/Reuters/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com