Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PTPN X Sempurnakan Pengolah Limbah

Kompas.com - 14/05/2013, 12:40 WIB
Agnes Swetta Br. Pandia

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Persoalan limbah yang sempat mendera Pabrik Gula Gempol Krep, Mojokerto, Jawa Timur pada 2012, mendorong PTPN X untuk tetus melakukan penyempurnaan pengolahan limbah.

"Apalagi pembuangan limbah pabrik gula ke ke Kali Surabaya menyebabkan banyak biota sungai mati, sehingga pabri dula ini sempat tidak beroperasi. Belajar dari pengalaman tahun 2012," kata Direktur Utama PTPN X, Subiyono di Surabaya, Selasa (14/5/2013) menjadi bahan evaluasi bagi PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X untuk memperbaiki kinerja lingkungannya, dengan mengalokasikan dana Rp 40,8 miliar untuk perbaikan kinerja tata kelola lingkungan.

"Kami tidak hanya menggenjot kinerja di bidang produksi, tapi juga meningkatkan dan menyempurnakan tata kelola lingkungan berupa program inhouse keeping," Subiyono.

Menurut dia, pengelolaan lingkungan menjadi salah satu permasalahan karena jika tidak diperbaiki justru menghambat produksi. Oleh karena itu anggaran untuk tata kelola lingkungan tahun 2013 meningkat lebih dari 300 persen.

Pada 2012 anggaran untuk tata kelola lingkungan hanya sebesar Rp 13,5 milliar dan sekarang menjadi Rp 40,8 milliar. Dana tersebut dipergunakan untuk mendukung perbaikan atau revitalisasi instalasi pengolahan air limbah (IPAL), penataan lingkungan secara menyeluruh termasuk inhouse keeping, dan manajemen penguatan Sumber Daya Manusia (SDM).

Hal senada juga dikemukakan Direktur Produksi PTPN X, Tarsisius Sutaryanto dengan mengatakan, jika hasil dari pengelolaan tata lingkungan tersebut berhasil, maka pihaknya pun berkinginan agar PG ikut Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan) yang dilaksanakan Kementerian Lingkungan Hidup.

"Belajar dari kasus PG Gempol Krep maka semua pabrik gula harus melakukan perbaikan dan peningkatan sistem limbahnya. Bahkan pabrik gula bisa menerapkan Sistem close loop meski limbah pabrik masih di bawah ambang batas yang dipersyaratkan," katanya.

Sebab kata dia dengan sistem close loop, maka pabrik gula tidak akan membuang limbah sama sekali sehingga tidak akan mencemari lingkungan. Penerapan Sistem Close Loop, sambung Tarsisius rencananya diterapkan di pabrik gula yang akan dibangun di Pulau Madura yang cenderung minim pasokan air bersih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com