Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budidaya Rangrang Mudah, Biaya Perawatan Pun Murah (2)

Kompas.com - 16/05/2013, 13:57 WIB

KOMPAS.com — Budidaya semut rangrang penghasil kroto tergolong mudah dan tidak butuh biaya besar. Ajiponto, pebudidaya semut rangrang asal Yogyakarta, mengatakan bahwa budidaya semut rangrang cukup dijauhkan dari hewan pengganggu dan diberi makanan yang cukup.
 
Menurut Ajiponto, kandang tempat budidaya semut rangrang bisa memanfaatkan toples minimal ukuran 1 liter. Toples tersebut bisa menampung satu koloni semut rangrang yang jumlahnya mencapai ribuan ekor.

Koloni semut rangrang bisa didapat dari alam, tetapi sekarang banyak juga dijual berikut toplesnya. Hanya, Ajiponto mengingatkan, tidak semua bahan toples cocok buat budidaya semut rangrang.

Ia menyarankan, lebih baik jika toples terbuat dari bahan mika. Dari pengalamannya selama ini, semut rangrang lebih cepat membangun sarang bila ditaruh di toples berbahan mika. "Kalau berbahan mika sarangnya bisa jadi dalam 2 x 24 jam. Kalau bahan lain bisa tiga sampai empat hari," ujarnya.

Kondisi toples sendiri harus bersih dari tanah. Nantinya, semut rangrang akan mengeluarkan semacam benang sutra dari mulutnya sebagai bahan membuat sarang. Di salah satu bagian samping toples harus dilubangi seukuran jari kelingking. Lubang itu berfungsi sebagai tempat keluar masuk semut saat mencari makan dan minum.

Supaya semut tidak pergi jauh, toples bisa ditaruh dalam keadaan terbalik di sebuah meja. Tempatkan mangkuk berisi air di kaki-kaki meja itu sehingga semut tidak keluar dari area meja.

Supaya hasilnya maksimal, meja toples harus dijauhkan dari sinar matahari dan gangguan hewan, seperti cicak, tokek, katak, ataupun tikus.

Untuk pakan dan minumnya, cukup sediakan ulat hongkong dan air gula di meja tersebut. Nantinya, semut akan keluar sendiri dari toples lewat lubang yang sudah disediakan. "Misal satu meja ada 30 koloni (30 toples), pemberian makannya cuma butuh kira-kira satu ons ulat hongkong untuk sebulan," timpal Joko Septyawan, pembudidaya semut rangrang lainnya.

Ulat hongkong ini banyak dijual di pasar seharga Rp 5.000 per ons. Untuk minumnya bisa diberikan air gula dengan komposisi setiap satu sendok teh gula pasir dicampur 200 mililiter (ml) air matang. "Air sebanyak itu cukup untuk waktu tiga sampai empat hari," ujarnya.

Biasanya dalam waktu sebulan, semut sudah mulai menghasilkan kroto. Untuk toples berukuran 1,5 liter, hasilnya bisa setengah sampai 1 ons kroto setiap bulannya.

Mengambil kroto cukup dengan mengangkat toples. "Lalu tinggal pisahkan kroto dari sarang," katanya. Mudah kan? (Selesai) (Noor Muhammad Falih/Kontan)

Baca sebelumnya: Meraup Omzet Puluhan Juta dari Semut Rangrang (1)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com