Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Kelayakan Jembatan Selat Sunda Butuh Rp 1,5 Triliun

Kompas.com - 20/05/2013, 07:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah masih terus menyiapkan Proyek Jembatan Selat Sunda (JSS). Pemerintah menghitung, bakal dibutuhkan dana sekitar Rp 1,5 triliun untuk pelaksanaan studi kelayakan atau feasibility study proyek ini.

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas Deddy S Priatna menjelaskan, hingga kini, pemerintah belum memutuskan kapan dana tersebut akan dialokasikan di anggaran negara. Nantinya, sebagian kecil pelaksanaan studi kelayakan tersebut akan dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

"Bagian yang akan dikerjakan oleh PU hanya (butuh dana) sekitar Rp 15 miliar hingga Rp 20 miliar saja," ujar Dedy. Untuk menyiapkan dana itu, Kementrian PU telah mencicil dalam dua tahun terakhir sejak tahun 2011.

Dedy menjelaskan, yang dikerjakan Kementerian PU hanyalah proses prastudi kualifikasi atau pendahuluan saja. Misalnya, mengukur tingkat gelombang dan pengujian lainnya. Nah, sisanya belum diputuskan apakah akan kembali dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian PU atau akan dilempar ke pihak swasta.

Kalau pemerintah memutuskan seluruh proses studi kelayakan ini dilakukan pemerintah, hasilnya berupa tender dokumen. Nantinya, tender dokumen itulah yang akan menjadi bahan untuk melakukan tender secara keseluruhan proyek Jembatan Selat Sunda saat ditawarkan kepada swasta. Lalu investor swasta yang akan melakukan desain lebih detail.

Sayangnya, Agung Prabowo, Direktur Utama PT Graha Banten Lampung Sejahtera (GBLS), belum bisa dihubungi untuk memberikan pendapat soal proyek studi kelayakan ini. Sebelumnya, GBLS sebagai pemrakarsa proyek disebut-sebut sudah siap melaksanakan studi kelayakan. (Asep Munazat Zatnika, Fahriyadi/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com