Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini, Menkeu Bahas RAPBNP dengan DPR

Kompas.com - 22/05/2013, 09:15 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini Menteri Keuangan Chatib Basri akan melakukan pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) dengan Badan Anggaran DPR. Rapat ini akan meminta persetujuan DPR untuk melakukan perubahan APBN di 2013.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro mengatakan, belum ada perubahan terkait asumsi makro yang akan disampaikan ke DPR hari ini. "Intinya masih sama dengan yang sudah dibicarakan sebelumnya. Kita akan menyampaikan perubahan asumsi makro di RAPBN 2013," kata Bambang saat ditemui di kantor Kementerian Keuangan Selasa (21/5/2013) malam.

Bambang menambahkan, perubahan target asumsi makro tersebut meliputi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2013 direvisi dari 6,5 persen menjadi hanya 6,2 persen, inflasi dari 4,9 persen menjadi 7,2 persen serta nilai tukar rupiah dari Rp 9.300 menjadi Rp 9.600 per dollar AS.

Untuk defisit keuangan negara menjadi 2,48 persen serta perubahan penambahan kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dari 46 juta KL menjadi 48 juta KL. "Kuota BBM ini juga sudah memperhitungkan bahwa ada kenaikan harga BBM bersubsidi di tahun ini," tambahnya.

Untuk RAPBN 2013 ini, Bambang menegaskan tidak akan ada perubahan kebijakan yang berarti. Sebab selama ini seluruh target kebijakan sudah bagus dan hanya perlu implementasi saja. "Kami akan fokus pada utilisasi yang ada," tambahnya.

Secara terpisah, Wakil Ketua Komisi XI Harry Azhar Aziz mengatakan, pihaknya akan siap berdiskusi dengan perwakilan pemerintah terkait APBN Perubahan ini. "Pemerintah harus meyakinkan kami mengapa harus ada APBN Perubahan. Kalau sampai tidak ada kata sepakat dan deadlock, nanti bisa saja pengambilan keputusan dilakukan dengan voting," kata Harry.

Pihaknya mengaku sudah berkomunikasi dengan pemerintah terkait hal ini. Termasuk soal rencana pembahasan soal bantuan langsung tunai. Menurut politisi partai Golkar ini, pihaknya mengaku memilih keputusan tersebut secara rasional saja.

"Memang dari partai kami belum ada keputusan khusus terkait BLT, meski partai lain resmi menolak. Tapi kami akan pilih rasional saja," kata Harry tanpa mau menyebut menerima atau menolak kebijakan BLT tersebut.

Terkait keinginan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi, Harry menegaskan pemerintah dianggap salah kaprah bila masih meminta persetujuan DPR atas hal ini.

"Pemerintah sudah diberi wewenang untuk menaikkan harga BBM tanpa menunggu persetujuan DPR. Ini salah kaprah nantinya bila pemerintah mau meminta izin ke kami," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

    Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

    Whats New
    Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

    Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

    Whats New
    Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

    Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

    Spend Smart
    3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

    3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

    Earn Smart
    [POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

    [POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

    Whats New
    Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

    Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

    Spend Smart
    Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

    Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

    Whats New
    Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

    Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

    Whats New
    Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

    Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

    Whats New
    Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

    Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

    Whats New
    Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

    Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

    Whats New
    Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

    Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

    Whats New
    Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

    Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

    Whats New
    Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

    Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

    Whats New
    Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

    Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com