Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapkah Industri Perbankan Indonesia Menghadapi Asing?

Kompas.com - 23/05/2013, 10:49 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua tahun lagi, masyarakat Asean akan berhimpun dalam satu pasar tunggal yang terintegrasi atau disebut dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Lantas, bagaimana nasib industri perbankan di tanah air?

Ketua Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono mengatakan dengan adanya MEA tersebut maka akan memberi peluang yang harus diraih sekaligus tantangan yang harus dihadapi.

"Pada prinsipnya, siap atau tidak siap bagi pengusaha nasional termasuk pelaku usaha perbankan harus siap menyongsong pemberlakuan MEA," kata Sigit dalam sambutan Indonesia Banking Expo di Jakarta, Kamis (23/5/2013).

Sigit menambahkan, jika melihat perkembangan indikator makro ekonomi dalam dua hingga tiga tahun terakhir, ternyata memberikan tanda yang cukup baik. Sehingga seharusnya pemerintah beserta seluruh pemangku kepentingan termasuk pelaku usaha nasional telah siap menyambut MEA di 2015 nanti. Apalagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam dua tahun terakhir berada di atas 6 persen, laju inflasi di bawah 5 persen yang menandai pengelolaan makro ekonomi, moneter dan fiskal yang hati-hati (prudent).

Begitu juga dengan semakin rendahnya inflasi tentu memberi ruang bagi penurunan suku bunga acuan (BI Rate). Pada Oktober 2008 lalu, BI Rate masih bertahan di level 9,5 persen dan pada saat ini telah mencapai 5,75 persen.

"Kecenderungan menurunnya inflasi dan suku bunga acuan di Indonesia tersebut diharapkan akan berlanjut sehingga pada gilirannya akan sejajar dengan beberapa negara utama Asean," tambahnya.

Sigit menganggap apabila kondisi ini dapat dicapai, maka akan memberikan daya dukung bagi peningkatan daya saing perekonomian secara makro dan juga daya saing perbankan nasional.

Peningkatan daya saing yang dicapai dalam perekonomian makro, juga diharapkan terjadi di sektor mikro, khususnya melalui peningkatan daya saing lembaga keuangan dan dunia usaha di nasional. Perbaikan daya saing di sektor mikro ini sangat relevan dengan adanya rencana integrasi ekonomi Asean pada tahun 2015 dan integrasi sektor keuangan pada tahun 2020.

Intinya, Sigit mengharapkan adanya kesiapan baik dari pelaku industri perbankan hingga regulator. Di sisi lain, industri perbankan nasional harus siap menyerbu perbankan asing, meski hal itu tidak mudah dilakukan. "Persiapan yang pertama akan lebih mudah dibanding persiapan yang kedua. Tapi perbankan nasional harus menyiapkan itu," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com