Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ADB: Kesenjangan Ekonomi Makin Melebar

Kompas.com - 23/05/2013, 19:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ ADB) mengungkapkan pengentasan kemiskinan di kawasan Asia Pasifik terhalang oleh semakin melebarnya kesenjangan ekonomi masyarakat kendati perekonomian di wilayah ini menunjukkan kinerja yang baik.

"Meski catatan masa lalu menunjukkan pertumbuhan ekonomi tinggi, pengurangan kemiskinan yang tajam tetap menjadi prioritas pembangunan utama setelah 2015," kata Dirjen Evaluasi Independen ADB, Vinod Thomas, dalam rilis yang diterima, Kamis (23/5/2013).

Menurut Vinod Thomas, beragam studi mengindikasikan bahwa pola pertumbuhan ekonomi tidak akan cukup dalam menghambat lonjakan kesenjangan yang mengancam pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Ia memaparkan, jurang perbedaan jumlah harta benda antara si kaya dan si miskin semakin melebar di sekitar separuh kawasan Asia Pasifik yang menjadi tempat tinggal dari 80 persen populasi kawasan tersebut.

Selain itu, lanjutnya, kesenjangan ekonomi Asia tidak hanya terbatas pada minimnya penghasilan, tetapi juga dalam ketimpangan yang besar dari beragam aspek lainnya, seperti pelayanan dasar kesehatan. "Kualitas pertumbuhan ekonomi adalah esensial," kata Thomas.

Ia mengingatkan bahwa terabaikannya kualitas pertumbuhan di sejumlah kawasan juga berdampak kepada beban yang harus dihadapi masyarakat di sejumlah negara, seperti malnutrisi anak-anak di India serta menurunnya kesehatan akibat polusi udara kronis di China.

Di Indonesia, Wakil Ketua MPR RI Hajriyanto Y Tohari menyatakan kesenjangan sosial dan ketidakadilan harus menjadi perhatian serius karena semakin memprihatinkan. "Keadilan yang timpang dan kesenjangan yang sangat lebar harus jadi perhatian serius," katanya dalam sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa di Kota Sorong, Papua Barat.

Dia menyebutkan, salah satu ketidakadilan dan kesenjangan sosial terlihat dari hanya 0,22 persen orang Indonesia menguasai 56 persen aset nasional. Sebesar 87 persen aset yang dikuasai itu berupa lahan tidur, padahal pada saat yang sama, 80 persen petani kini tak punya tanah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com