Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merebut Blok Mahakam

Kompas.com - 27/05/2013, 10:16 WIB

KOMPAS.com - "Kami ini profesional. Tugas kami ini hanya bagaimana produksi berjalan dengan baik. Kalau urusan politik di atas kami tidak ikut-ikut,” ujar Sabid Badawi, Penyelia Operasi Lapangan Bekapai, Selasa (21/5/2013). Lapangan Bekapai adalah lapangan minyak bumi lepas pantai milik PT Total E&P Indonesie, di perairan dekat muara Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Lapangan Bekapai adalah bagian Blok Mahakam.

Politik yang dimaksud Sabid Badawi, yang asli Klaten, Jawa Tengah, itu adalah perdebatan di Jakarta, tentang siapa yang akan mengelola Blok Mahakam setelah kontrak yang dipegang PT Total E&P Indonesie habis empat tahun lagi, tahun 2017.

Pada 2017, kontrak diserahkan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Menteri selanjutnya memutuskan apakah Blok Mahakam masih dikelola PT Total E&P Indonesie, perusahaan migas Perancis, atau operator lain.

Karena bisnis migas adalah bisnis jangka panjang, Kepala Departemen Hubungan Media PT Total E&P Indonesie Kristanto Hartadi mengemukakan, perusahaannya telah mengajukan proposal perpanjangan kontrak pada 2008. PT Total E&P Indonesie masih ingin mengelola Blok Mahakam karena investasi telah dilakukan. Rata-rata investasi di Blok Mahakam adalah Rp 25 triliun per tahun. Masa transisi diperlukan jika pemerintah memutuskan operator lain yang mengelola blok ini. Beberapa proyek pengembangan harus dibicarakan dengan operator baru jika pemerintah memang tak memperpanjang kontrak.

”Kami merencanakan dua proyek pengeboran dua sumur. Tetapi tergantung apakah kontrak diperpanjang atau tidak,” ujar Ramia Darma, Manajer Lapangan Bekapai, saat menjelaskan rencana proyek di Lapangan Bekapai. ”Kalau kontrak putus, ya semua peralatan di sini diangkut semua,” ujar Ramia.

PT Pertamina, perusahaan migas nasional, adalah yang paling berminat mengelola Blok Mahakam. ”PT Pertamina siap berinvestasi dan optimistis tidak kesulitan dana mengembangkan blok yang telah berproduksi itu,” kata Wakil Presiden Komunikasi Korporat PT Pertamina Ali Mundakir, beberapa waktu lalu.

Potensi produksi migas yang cukup tinggi adalah daya tarik Blok Mahakam. ”Masih ada cadangan gas sekitar 8 triliun kaki kubik,” kata Manajer Kalimantan Timur PT Total E&P Indonesie Hardy Pramono.

Blok Mahakam terhampar di delta Sungai Mahakam dan laut lepas di sekitarnya. Luasnya 589 kilometer persegi. Selain Lapangan Bekapai, di Blok Mahakam terdapat Lapangan Tunu, Tambora, Handil, Sisi Nubi, Peciko, dan South Mahakam.

PT Total E&P Indonesie bekerja sama dengan Inpex Corporation, perusahaan migas Jepang, dalam berinvestasi di Blok Mahakam. Selain Blok Mahakam, PT Total E&P Indonesie mengelola 14 blok migas lainnya di Indonesia.

PT Total E&P Indonesie adalah penghasil gas bumi terbesar di Indonesia. Produksi gas buminya, yaitu gas metana, menyumbang 34 persen dari keseluruhan produksi gas bumi Indonesia. Produksi kumulatif hingga akhir tahun 2011 adalah 15,3 triliun kaki kubik gas dan 1,08 miliar barrel minyak.

Khusus di Blok Mahakam, kata Kristanto Hartadi, pada 2012, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan produksi minyak 70.800 barrel per hari (bph) dan produksi gas 2.020 juta standar kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day/MMSCFD). PT Total E&P Indonesie memenuhinya sebanyak 93 persen.

Pada 2013, SKK Migas menargetkan produksi minyak 69.000 bph dan dapat dipenuhi 100 persen. SKK Migas juga menargetkan produk gas 1.577 MMSCFD dan PT Total E&P Indonesie bahkan menghasilkan 112 persen.

Sekretaris SKK Migas Gde Pradnyana mengemukakan, pemerintah menyerahkan pengambilan keputusan Blok Mahakam pada pemerintahan mendatang, hasil Pemilihan Umum 2014. ”SKK Migas menyadari ada banyak aspirasi yang juga harus didengar dan diperhatikan. Itu yang membuat pengambilan keputusan menjadi berlarut-larut,” ujar Gde.

Benar, bukan sekali ini pemerintah yang justru membuat ketidakpastian kebijakan. (SUBUR TJAHJONO)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com