Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi ke Gas Ini Jauh Lebih Menguntungkan ketimbang Emas

Kompas.com - 27/05/2013, 16:22 WIB
Bambang Priyo Jatmiko

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com — Harga emas dan perak belakangan ini anjlok di pasar internasional. Demikian juga dengan harga komoditas lain, seperti halnya tambang dan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO).

Akan tetapi, di tengah jebloknya harga komoditas yang selama ini menjadi portofolio investasi kebanyakan pemodal, ada satu komoditas lain yang harganya justru makin melejit. Ya, gas itu adalah helium.

Sebagaimana dikutip dari International Herald Tribune, Senin (27/5/2013), harga gas helium saat ini sudah naik hingga hampir dua kali lipat dari setahun yang lalu ketika pada saat yang sama indeks acuan komoditas Standard and Poor's turun sekitar 20 persen.

Kenaikan harga gas helium itu tidaklah didorong oleh spekulasi sebagaimana yang terjadi pada komoditas pada umumnya. Namun, hal itu disebabkan oleh permintaan yang jauh lebih tinggi ketimbang suplai yang ada di pasar.

Saat ini, harga rata-rata gas helium di pasar mencapai 84 dollar AS per seribu kaki kubik (Mcf), atau naik dari tahun lalu yang berada di level 65 dollar AS per Mcf. Harga tersebut diperkirakan bakal terus naik lantaran permintaan yang semakin tinggi terhadap gas ini, sedangkan pada saat yang sama suplai yang ada sangat terbatas.

Beberapa negara yang sangat membutuhkan gas ini adalah Taiwan dan Korea. Dua negara tersebut memang menjadi basis produksi untuk peralatan elektronik yang canggih.

Helium merupakan gas istimewa karena dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain, mulai dari balon udara, peralatan kedokteran, kabel optik, TV layar datar, pengelasan pesawat luar angkasa, kebutuhan peralatan militer, hingga untuk peluncuran misil antarbenua.

Gas ini sebagian besar berada di angkasa dan hanya 5,2 bagian per juta (part per million/PPM) yang berada di udara permukaan. Sementara gas helium yang dijual ke pasaran sebenarnya berasal dari bawah tanah sehingga tanah yang banyak mengandung helium sangat bernilai untuk keperluan "penambangan" gas tersebut.

Sulitnya "menangkap" gas ini menjadikan pasokan helium sangat terbatas di pasaran. Bahkan, Pemerintah AS melakukan monopoli perdagangan gas ini untuk keperluan pertahanan.

Namun, yang terjadi, harga yang terbentuk di pasaran saat ini adalah harga yang dipatok oleh Pemerintah AS. Jika harga tersebut dilepas ke pasar, harga helium akan jauh lebih menggila.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Whats New
Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan, Kami Bawa ke Kejagung

Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan, Kami Bawa ke Kejagung

Whats New
5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

Work Smart
Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com