Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahanan Energi Indonesia Rapuh

Kompas.com - 30/05/2013, 07:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Target produksi minyak siap jual yang disepakati pemerintah dan DPR sebesar 840.000 barrel per hari dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2013 dinilai realistis. Akan tetapi, ketahanan energi makin rentan.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Ekonomi Pertambangan dan Energi (ReforMiner Institute) Pri Agung Rakhmanto, di Jakarta, Rabu (29/5/2013), menyatakan, kuota bahan bakar minyak bersubsidi 48 juta kiloliter (kl) dalam RAPBN-P 2013 kemungkinan masih akan terlampaui. Hal itu karena realisasi penyaluran BBM bersubsidi pada 2012 sebanyak 45,07 juta kl. Jika diasumsikan konsumsi BBM tumbuh 8-10 persen tahun ini, volume konsumsi bisa mendekati 50 juta kl.

”Dampaknya, ketergantungan impor BBM akan makin tinggi sehingga ketahanan energi makin rentan,” katanya.

Sementara asumsi produksi minyak siap jual 840.000 barrel per hari (bph) dinilai realistis meski realisasinya kemungkinan bisa saja hanya 830.000 bph. Penurunan target lifting minyak itu berdampak pada berkurangnya penerimaan negara Rp 15 triliun.

Kondisi ini juga mengakibatkan volume impor minyak mentah makin besar sehingga ketahanan energi makin rentan. ”Dengan penurunan target lifting, sisi positifnya adalah semestinya fokus di hulu tidak hanya pada produksi, tetapi juga pada eksplorasi untuk menemukan cadangan-cadangan baru,” ujarnya.

Sebelumnya, Rabu dini hari, Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat dan pemerintah menyepakati kuota bahan bakar minyak bersubsidi 48 juta kiloliter dalam RAPBN-P 2013. Hal ini disertai upaya pengendalian BBM bersubsidi.

Hal tersebut merupakan kesimpulan dari rapat kerja Komisi VII DPR dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik. Acara itu juga dihadiri Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas Rudi Rubiandini dan Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan.

Ketua Komisi VII DPR Sutan Bhatoegana menjelaskan, Komisi VII menerima dan menyetujui usulan pemerintah terkait asumsi harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) 108 dollar AS per barrel. Pihaknya juga menyepakati usulan pemerintah untuk menurunkan target produksi siap jual (lifting) migas dari 2,26 juta barrel setara minyak per hari (BOEPD) menjadi 2,08 juta BOEPD. Rinciannya, asumsi lifting minyak turun 60.000 bph, dari 900.000 bph dalam APBN 2013 menjadi 840.000 bph, sedangkan target lifting gas turun dari 1,36 juta BOEPD menjadi 1,24 juta BOEPD.

Selain itu, Komisi VII DPR juga menyetujui usulan pemerintah untuk menaikkan kuota BBM bersubsidi dari 46,01 juta kl dalam APBN 2013 menjadi 48 juta kl dalam RAPBN-P 2013. Rinciannya, volume premium 30,77 juta kl, minyak tanah 1,2 juta kl, dan solar 16,03 juta kl.

Penambahan kuota BBM 2 juta kl itu untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak yang meningkat. Komisi VII DPR menyetujui alpha (margin dan biaya distribusi) BBM bersubsidi naik Rp 50 per liter. (EVY)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

    Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

    Work Smart
    Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

    Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

    Whats New
    Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

    Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

    Whats New
    Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

    Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

    Whats New
    Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

    Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

    Whats New
    HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

    HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

    Whats New
    BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

    BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

    Work Smart
    Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

    Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

    Whats New
    Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

    Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

    Whats New
    Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

    Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

    Earn Smart
    7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

    7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

    Whats New
    'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

    "Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

    Whats New
    IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

    IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

    Whats New
    Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

    Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

    Whats New
    Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

    Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com