Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Trade Center" Mengepung, Bisnis Eka Sempat Goyah (2)

Kompas.com - 30/05/2013, 14:37 WIB

KOMPAS.com  Sukses bisnis busana muslim Eka Putra tidak diraih dengan mudah. Sejak merintis usaha tahun 1992, banyak tantangan dan hambatan yang harus ia hadapi.

Eka bercerita mengenang perjalanan usahanya. Ia mengatakan, periode 1992 sampai 1995 merupakan fase yang mulus dari usahanya. "Ekonomi juga sedang baik," ujar pria asli Sumatera Barat ini.

Namun, memasuki tahun 1997, ia mengaku bisnisnya mulai agak tersendat. Saat itu, di Bandung, sudah mulai bermunculan pusat-pusat ritel modern, seperti trade center dan mal. "Sejak trade center menjadi tren di tahun itu, banyak ruko yang tutup," terang Eka.

Kondisi ini diperparah dengan terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1998. Krisis itu ditandai dengan melejitnya seluruh harga produk-produk. Tak terkecuali produk fashion. Sebelum krisis moneter, ia masih bisa membeli kaus oblong seharga Rp 3.000 per potong.

Namun, sejak tahun 1998, harga pembelian seluruh produk melonjak hingga dua kalinya. Supaya tetap untung, ia terpaksa mengerek harga jual kendati. Saat itu, kondisi pembeli mulai sepi.

Kondisi itu membuat omzet usahanya menciut hingga kurang dari setengah dari yang sebelumnya ia raih. Kondisi tersebut  memaksa Eka menutup usaha. Pada tahun 2002, ayah tiga orang putra ini akhirnya melakukan oper kontrak ruko miliknya beserta seluruh isinya.

Namun demikian, semangatnya untuk berbisnis tidak padam. Di tahun yang sama, Eka memutuskan untuk mengikuti tren dengan membuka usaha di King's Shopping Center, Bandung, yang kala itu sedang ramai dikunjungi.

Di pusat perbelanjaan itu, ia fokus berjualan pakaian remaja putri. Pangsa pasarnya anak SMA dan mahasiswa. Ternyata, ia sukses. Ia merasakan omzetnya terus naik. Karena itu, outlet-nya bertambah menjadi tiga buah.

Setelah menikah pada tahun 2004, Eka memberikan satu gerai miliknya kepada sang adik. Ia sendiri pada tahun 2006 menambah gerainya di Metro Tanah Abang, Jakarta, dan kemudian pada tahun 2007 membuka gerai lagi di Cikarang.

Pada 2008, ia pun mencoba mulai memproduksi sendiri pakaian yang ia jual. Namun, volumenya masih terhitung kecil, yakni 400-600 potong sebulan. Ternyata, itu tidak sukses. "Ada kesalahan perhitungan," kata Eka. Langkah itu rupanya membuat usahanya justru merosot sehingga ia terpaksa menutup dua gerainya.

Setelah itu, Eka mengubah jenis jualannya dari pakaian remaja ke busana muslim wanita. Ide tersebut didapatnya sepulang dari ibadah haji. Sama halnya dengan pakaian remaja putri, Eka juga memproduksi sendiri busana muslim yang ia jual. "Awalnya baru 1.000 potong per bulan," tutur Eka.

Produk busana muslim buatannya ternyata mendapat respons positif dari pasar. Sejak itu, ia fokus memproduksi busana muslim dengan mengusung merek Fresh Fashion. Kini, saban bulan ia memproduksi hingga belasan ribu potong busana muslim. (bersambung) (Revi Yohana)
Baca berita sebelumnya: Dari Penjaga Toko, Menjadi Pengusaha Fashion (1)
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com