Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Nyatakan Udang Indonesia Tak Dumping

Kompas.com - 31/05/2013, 07:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil investigasi sementara dari Departemen Perdagangan AS menyebutkan bahwa untuk ekspor udang Indonesia ke Amerika Serikat tidak terbukti adanya dumping (negative determination). Pemerintah menyambut gembira hasil investigasi tersebut.

Menurut Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, Kamis (30/5/2013), di Jakarta, Pemerintah Indonesia menyambut gembira hasil investigasi sementara Departemen Perdagangan Amerika Serikat (US Department of Commerce) bahwa untuk ekspor udang Indonesia ke Amerika Serikat (AS) tidak terbukti adanya dumping.

Meski begitu, pemerintah akan terus memantau kalau ada informasi tambahan yang diterima AS yang merugikan Indonesia,” kata Bayu. Pemerintah Indonesia akan menjaga sehingga posisi pandang AS tidak berubah. Terkait tuduhan antidumping udang, AS menetapkan bea masuk antidumping untuk China, India, Malaysia, dan Vietnam antara 5,7 persen hingga 10,8 persen.

Secara terpisah, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Thomas Darmawan menyampaikan selamat atas hasil kerja keras dan lobi tim Indonesia. Namun, Indonesia jangan puas dulu terhadap keputusan sementara Departemen Perdagangan Amerika Serikat bahwa ekspor udang asal Indonesia tidak terbukti menerapkan dumping.

Ia menambahkan, tim Departemen Perdagangan Amerika Serikat itu masih akan melakukan inspeksi ke dua perusahaan eksportir udang terbesar Indonesia, mulai tanggal 4-17 Juni 2013. Verifikasi tersebut dilakukan pada anak perusahaan PT Central Pertiwi Bahari, yang merupakan perusahaan udang terintegrasi, serta PT First Marine beserta salah satu pemasoknya yakni CV Windu Mantab.

”Keputusan sementara Departemen Perdagangan AS masih bisa berubah jika hasil inspeksi menemukan adanya perlakuan khusus berupa subsidi bagi eksportir udang,” ujarnya.

Menurut Thomas, pemerintah dan pelaku usaha harus bisa membuktikan bahwa tudingan subsidi tersebut tidak benar. Ke depan, pemerintah perlu meninjau ulang terminologi subsidi terhadap petani, nelayan, dan pembudidaya. (MAS/LKT)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Konflik Iran Israel Memanas, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran Israel Memanas, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com