Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak di Asia Turun

Kompas.com - 03/06/2013, 11:08 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com - Harga minyak turun di perdagangan Asia Senin (3/6/2013) setelah OPEC tetap mempertahankan pagu produksinya tidak berubah dan menyatakan keprihatinan atas pertumbuhan ekonomi global yang lemah telah menyebabkan menurunnya permintaan minyak mentah.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli turun 19 sen menjadi 91,78 dollar per barel pada perdagangan Senin pagi dan minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juli turun 34 sen ke posisi 100,05 dollar AS.

"Sudah jelas bahwa pengumuman OPEC selama akhir pekan telah berdampak negatif pada harga minyak," kata Jason Hughes, kepala perdagangan penjualan pada CMC Pasar, kepada AFP.

"Keputusan OPEC akan memiliki downside lebih besar pada Brent dari pada WTI di AS karena banjir pasokan di sana," tambahnya.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang memompa sekitar 35 persen dari pasokan minyak dunia, pada Jumat mengatakan akan mempertahankan pagu produksi pada tingkat 30 juta barel per hari (mbpd), di mana angka itu telah ditetapkan sejak akhir 2011, meskipun produksi aktual melebihi target.

Kartel, yang terdiri dari negara-negara Afrika, Amerika Latin dan Tengah Timur itu, menyadari bahwa pemotongan produksi bisa menaikkan harga minyak dan meningkatkan pendapatan mereka - tetapi hal ini juga bisa melukai pemulihan global yang rapuh.

Prospek pertumbuhan ekonomi global, dan permintaan untuk minyak, telah tertutup oleh dampak gabungan dari tekanan inflasi China,
krisis utang zona euro yang sudah berjalan lama dan ketidakpastian atas kebijakan Ekonomi AS, kata OPEC.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com