Penerbangan Global Diprediksi Raup Laba Rp 124 Triliun

CAPE TOWN, KOMPAS.com — International Air Transport Association (IATA) memperkirakan industri penerbangan global bisa mencetak laba bersih 12,7 miliar dollar AS (sekitar Rp 124 triliun) pada tahun ini, atau lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya 10,6 miliar dollar AS.

Jumlah itu mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan perolehan laba bersih tahun lalu yang mencapai 7,6 miliar dollar AS. Jika proyeksi itu terealisasi, maka tahun ini adalah periode terbaik bagi industri penerbangan global sejak 2001.

Ketua IATA Tony Tyler mengungkapkan, bisnis penerbangan sebenarnya masih menghadapi masa-masa sulit, dengan margin keuntungan hanya di level 1,8 persen. "Jumlah keuntungan tersebut setara dengan 4 dollar AS per penumpang, atau masih lebih menguntungkan berjualan sandwich," ujarnya dalam pertemuan dengan pelaku industri penerbangan, Senin (30/6/2013).

Di sisi lain, biaya bahan bakar mengalami kenaikan sebesar 55 persen sejak 2006, dan industri penerbangan juga menghadapi masalah perekonomian. "Menggenjot keuntungan yang saat ini cukup kecil membutuhkan usaha besar," lanjut Tyler.

Organisasi itu juga memperkirakan bahwa industri penerbangan dunia akan menerbangkan sekitar 3,1 miliar penumpang, atau menembus angka 3 miliar penumpang untuk pertama kalinya. Selain itu, industri penerbangan diprediksi juga akan menerbangkan lebih dari 52 juta ton kargo.