Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menerka Pemodal di Balik DNET

Kompas.com - 03/06/2013, 21:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagaimana yang telah diketahui sebelumnya PT Dyviacom Intrabumi Tbk (DNET) bakal menggelar right issue senilai Rp 7 triliun. Nantinya, hasil right issue ini bakal digunakan manajemen untuk membeli saham tiga perusahaan milik Salim Group.

Rinciannya, sekitar 28,55% hasil rights issue akan diinvestasikan untuk membeli 165,01 juta saham atau 35,84% saham PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST). Jika dirupiahkan, nilai investasi itu bakal menelan biaya sekitar Rp1,98 triliun.

Lalu, sebesar 30,45% duit hasil right issue, atau sekitar Rp 2,12 triliun akan digunakan untuk membeli 318,89 juta saham PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI). Artinya, DNET bakal memegang sekitar 31,50% saham ROTI.

Yang terakhir, sekitar 37,65% dana hasil right issue, atau setara Rp 2,62 triliun, akan dialokasikan untuk membeli 738,72 juta saham atau 40% saham PT Indomarco Prismatama (IDM). Sementara sisanya sebesar 3,35% akan digunakan untuk modal kerja DNET.

Belum begitu jelas juga apa sebenarnya maksud dari pembelian saham ini. Dibilang ingin alih bisnis dari perusahaan teknologi menjadi perusahaan kebutuhan konsumen juga tidak. Pasalnya, DNET tidak membeli saham mayoritas.

Beberapa waktu lalu, manajemen hanya mengungkapkan jika investasi ini bertujuan untuk menopang kinerja perusahaan yang terbilang stagnan dalam lima tahun terakhir. Boleh jadi maksud dari ungkapan itu adalah harapan imbal balik dari investasi yang dilakukan, salah satunya adalah dividen.

"Itu mungkin saja. Dengan nilai investasi segitu, dividen yang diterima, kan, pasti besar dan ke depannya pasti bisa memberikan dampak positif untuk kinerja keuangannya," jelas Yanuar Rizky, Pengamat Pasar Modal, kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Yanuar menduga, DNET ingin menjadi perusahaan semacam Saratoga Group yang menginvestasikan kelebihan kasnya ke emiten lain. Dengan aksi ini, DNET memiliki wahana investasi baru untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas di pasar.

"Semua kemungkinan bisa saja. Tapi patut dicermati apakah investasi itu memang dari kas internal, atau ada pihak lain di belakangnya," ucap Yanuar.

Agustini Hamid, Analis Recapital Securities, memiliki pandangan senada. Investasi yang dilakukan DNET tak lain tak bukan adalah langkah ekspansi demi meningkatkan kinerja keuangannya untuk beberapa waktu mendatang.

Namun, dirinya juga mewanti-wanti, ada siapa di belakang aksi DNET ini. "Mungkin saja di belakang DNET ada orang Salim Group sendiri," pungkasnya. (Dityasa H Forddanta/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sepatu Impor dari China Banjiri Pasar RI?

Sepatu Impor dari China Banjiri Pasar RI?

Whats New
BSI Luncurkan Sukuk Berkelanjutan, Simak Imbal Hasil yang Ditawarkan

BSI Luncurkan Sukuk Berkelanjutan, Simak Imbal Hasil yang Ditawarkan

Whats New
InJourney Group Dukung Kelancaran Ibadah Waisak

InJourney Group Dukung Kelancaran Ibadah Waisak

Whats New
Serba Canggih, Luhut Takjub Lihat Kapal OceanXplorer

Serba Canggih, Luhut Takjub Lihat Kapal OceanXplorer

Whats New
BRI Beri Apresiasi untuk AgenBRILink Terbaik

BRI Beri Apresiasi untuk AgenBRILink Terbaik

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja hingga 7 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja hingga 7 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Bos Garuda Beberkan Kronologi Pesawat Terbakar di Makassar

Bos Garuda Beberkan Kronologi Pesawat Terbakar di Makassar

Whats New
Jokowi Turun Tangan Atasi Masalah Bea Cukai, Stafsus Sri Mulyani: Kami Sangat Bersyukur...

Jokowi Turun Tangan Atasi Masalah Bea Cukai, Stafsus Sri Mulyani: Kami Sangat Bersyukur...

Whats New
PT Inerman Gandeng Shanghai Electric Bangun PLTS Terapung di Cilamaya, Siapkan Investasi Rp 20,89 Triliun

PT Inerman Gandeng Shanghai Electric Bangun PLTS Terapung di Cilamaya, Siapkan Investasi Rp 20,89 Triliun

Whats New
Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Whats New
Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Whats New
Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Whats New
PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

Whats New
KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

Whats New
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com