Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.000 Buruh Tambang Dipecat di Afrika Selatan

Kompas.com - 04/06/2013, 08:00 WIB

JOHANNESBURG, KOMPAS.com — Satu perusahaan ferrochrome di Afrika Selatan, Senin (3/6/2013), mengumumkan, perusahaan itu telah memecat 1.000 pekerja tambang yang melakukan mogok kerja secara tidak sah. Pemogokan terjadi di tiga tambang ferrochrome di Provinsi Limpopo di bagian timur laut negeri tersebut, kata perusahaan krom itu, Xstrata, di dalam satu pernyataan.

Xstrata adalah perusahaan tambang multinasional Inggris-Swiss yang bermarkas di Swiss. Perusahaan ini merupakan produsen utama batubara, tembaga, nikel, dan seng serta produsen terbesar ferrochrome di dunia. Perusahaan itu beroperasi di 18 negara, termasuk Afrika Selatan.

Pernyataan tersebut mengatakan, Xstrata dapat mengonfirmasi 1.000 pegawai, yang ikut dalam pemogokan yang tidak dilindungi di tiga tambang, telah dipecat. Pemogokan itu dimulai di Tambang Helena pada Selasa (28/5/2013), setelah seorang pekerja tambang menyatakan ia diserang oleh atasan giliran kerjanya. Pemogokan pun merembet ke dua tambang lain pada hari berikutnya.

Pemogokan ini membuat perusahaan menderita kerugian ekonomi sangat besar karena operasi normalnya terganggu di ketiga tambang. "Perusahaan mengutuk kerusuhan dan intimidasi, dan akan bekerja sama dengan pemerintah guna menyelesaikan keadaan secara damai dan memastikan keselamatan karyawannya," kata pernyataan itu sebagaimana dilaporkan Xinhua. Menurut peraturan setempat, pekerja yang dipecat dapat mengajukan banding terhadap keputusan yang dibuat oleh manajemen tambang hingga pukul 16.00 pada Selasa (4/6/2013).

Sektor pertambangan adalah salah satu kendali utama pertumbuhan ekonomi di Afrika Selatan, tapi telah dirongrong oleh pemogokan dalam beberapa tahun belakangan. Pada Kamis (30/5/2013), Sekretaris Jenderal Kongres Serikat Pekerja Afrika Selatan Zwelinzima Vavi memperingatkan, "Protes yang berlangsung di seluruh negeri tersebut adalah bom waktu yang akan meledak, sebab kami menjadi basis protes di dunia."

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com