Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jengkol Rp 50.000, Dahlan: Apa Perlu BUMN Kembangkan Jengkol?

Kompas.com - 04/06/2013, 16:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri BUMN Dahlan Iskan mengaku terkejut mendengar informasi bahwa harga jengkol di sejumlah pasar menembus Rp 50.000 setiap kilogramnya.

"Waduh... kenapa mahal seperti itu. Padahal, jengkol itu makanan kesukaan istri saya. Kalau begitu kasihan dong istri saya," kata Dahlan seusai mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin (3/6/2013).

Menurut pria kelahiran Magetan, Jawa Timur, ini, dirinya tidak mempermasalahkan kenaikan harga jengkol hingga melebihi harga daging ayam. "Saya tidak suka jengkol soalnya, tapi kalau pete (petai) saya suka. Harga pete naik enggak ya?" ujar mantan Dirut PLN ini sembari bertanya kepada wartawan.

Ia menuturkan, kalau harga jengkol melambung, tentunya yang kewalahan adalah sang istri, Ny Nafsiah Sabri. "Istri saya doyan jengkol. Dia selalu membeli jengkol dalam jumlah banyak untuk persediaan," ujar mantan wartawan ini sambil tersenyum.

Dahlan menuturkan, ketika berbelanja di Pasar Santa, kawasan Kebayoran Baru, istrinya selalu membeli jengkol 5 kilogram sekaligus.

Sebelumnya diberitakan, harga jengkol di sejumlah pasar di Jabodetabek dan sekitarnya sudah mencapai Rp 50.000 per kilogram. Jengkol yang dalam bahasa Latin disebut dengan Archidendron pauciflorum bahkan harganya sudah melonjak hingga sekitar 100 persen di sejumlah lokasi. Kenaikan harga jengkol ternyata juga diikuti harga petai yang melonjak tajam.

Namun, menanggapi harga jengkol yang melangit tersebut, Dahlan mengaku harus ikut berbagi pemikiran bagaimana solusi menurunkan harganya. "Harus ada solusinya. Bila perlu BUMN membentuk perusahaan khusus untuk mengembangkan tanaman jengkol. Bisa saja dibentuk PTPN XIV yang mengurusi jengkol dan pete," ujar Dahlan dengan bercanda sambil berlalu memasuki kendaraannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com