Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara Presiden Sosialisasi Kenaikan Harga BBM

Kompas.com - 07/06/2013, 08:16 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah memiliki cara unik untuk menyosialisasikan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang akan diberlakukan pertengahan Juni ini. Caranya lewat buku.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah memerintahkan Wakil Presiden Boediono bersama sejumlah menteri, Panglima TNI, sejumlah kepala badan, para gubernur, dan para bupati atau wali kota untuk melakukan sosialisasi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan kebijakan penyesuaian subsidi BBM.

Perintah ini tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2013 tentang Sosialisasi Kebijakan Penyesuaian Subsidi BBM, yang ditandatangani oleh Presiden SBY pada 8 Mei lalu.

"Agar informasi sampai ke masyarakat luas, tim sosialisasi antara lain menerbitkan buku sosialisasi penyesuaian subsidi bahan bakar minyak (BBM) dengan judul Bersama-sama Selamatkan Uang Rakyat, Mencegah Menggelembungnya Subsidi BBM Yang Tidak Adil dan Salah Sasaran," demikian seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet di Jakarta, Jumat (7/6/2013).

Dalam buku itu dijelaskan mengapa pemerintah menaikkan harga premium dan solar. Disebutkan harga jual premium dan solar saat ini Rp 4.500 per liter, jauh lebih rendah daripada harga pokoknya.

Penambal kekurangan itu adalah uang rakyat. Uang pajak dari rakyat masuk ke anggaran negara, keluar sebagai pengganjal harga premium dan solar yang jauh lebih rendah dari harga pokoknya tadi.

Di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pos ini masuk sebagai subsidi. Harga minyak dunia yang stabil tinggi, di atas 100 dollar AS per barrel, dan konsumsi BBM di dalam negeri yang semakin melonjak tinggi belakangan ini membuat subsidi untuk premium dan solar menjadi semakin besar.

Dalam menghitung Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013, pemerintah dan DPR menyepakati harga minyak mentah Indonesia sebesar 100 dollar AS per barrel sebagai patokan. Kenyataannya, selama kuartal I-2013 rata-rata harga minyak mentah Indonesia saat ini sudah 111,12 dollar AS per barrel, sedangkan konsumsi premium dan solar juga meningkat dari 41,8 miliar liter pada 2011 menjadi 45,0 miliar liter pada 2012 lalu.

Tahun ini, konsumsi BBM bersubsidi di dalam negeri diperkirakan akan naik lagi menjadi hampir 50 miliar liter. Akibatnya, subsidi untuk solar dan premium sepanjang 2013 akan melonjak dari Rp 193,8 triliun menjadi Rp 251,6 triliun.

Jika harga minyak dunia tetap tinggi dan konsumsi terus naik seperti ini, subsidi akan menggelembung di luar kemampuan anggaran negara untuk memikulnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com