Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aset Negara Mencapai Rp 3.432,98 Triliun

Kompas.com - 11/06/2013, 14:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pada neraca pemerintah pusat per 31 Desember 2012, Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK RI melaporkan total aset sebesar Rp 3.432,98 triliun atau naik sebesar Rp 409,54 triliun dibandingkan total aset tahun 2011 sebesar Rp 3.023,45 triliun.

Kenaikan total aset tersebut terutama berasal dari kenaikan aset tetap yang mencapai Rp 327,53 triliun dan kenaikan investasi permanen Penyertaan Modal Negara sebesar Rp 175,89 triliun. Kenaikan aset tetap bersumber dari pengadaan aset tetap tahun 2012 dan hasil penilaian kembali aset tetap yang diperoleh sebelum penyusunan neraca awal.

"Kenaikan investasi permanen Penyertaan Modal Negara terutama berasal dari kenaikan ekuitas BUMN dan Bank Indonesia," ujar Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Hadi Poernomo, di Gedung DPR, Selasa (11/6/2013)

Pada sisi pasiva, pemerintah pusat menyajikan kewajiban sebesar Rp 2.156,89 triliun, antara lain utang jangka panjang dalam dan luar negeri sebesar Rp 1.890,75 triliun.

Sementara itu, Saldo Anggaran Lebih (SAL) per 31 Desember 2012 sebesar Rp 70,26 triliun atau turun 33,14 persen jika dibandingkan SAL tahun 2011 sebesar Rp 105,09 triliun.

Penurunan ini karena penggunaan SAL untuk pembiayaan APBN TA 2012 sebesar Rp 56,17 triliun, lebih besar dari penambahan sisa lebih pembiayaan Anggaran TA 2012 sebesar Rp 21,86 triliun. (Adiatmaputra Fajar Pratama)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com